Dengan merebaknya Coronavirus, diikuti dengan berbagai kebijakan pemerintah, mulai dari pusat sampai daerah.Â
Tak terkecuali Kabupaten Blitar, di bawah naungan Dinas Pendidikan juga memberlakukan Work From Home pagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pun pemberlakuan Belajar di rumah bagi siswa.Â
Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh pihak sekolah demi kelancaran kebijakan ini.
Mulai dari rapat sekolah, membahas tugas-tugas yang harus diberikan kepada siswa, mengelola laporan tugas siswa dan melaporkan kepada Dinas Pendidikan, Â sampai tindakan penyemprotan disinfektan dilakukan.
Kali ini saya fokus akan membahas suka duka belajar di rumah bagi siswa dan orang tua. Karena secara otomatis, orang tua akan terlibat langsung dengan kebijakan ini.
Baca juga : Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memanajemen Belajar Anak pada Masa Pandemi
Keadaan siswa saat ini
Setiap hari belajar di rumah, bermain di rumah, tidak boleh bermain jauh, aktivitas sangat terbatas. Itulah gambaran keadaan siswa saat ini dan beberapa hari ke depan.
Belajar dengan dibimbing ibu, ayah atau kakak. Setiap kegiatan harus difoto dan dikirimkan kepada guru.
Mulai dari bangun tidur, membersihkan tempat tidur, shalat subuh, shalat duha, menyapu, mencuci piring, mengerjakan tugas dari sekolah dan lain lain
Di samping itu, mereka juga harus menjadi juru masak, petugas keamanan, dokter, guru BK dan lain-lain
Andai saja Coronavirus tidak melanda, pasti anak-anak bisa ke sekolah seperti biasanya. Ketemu bapak ibu guru dan teman-teman sekelas. Dapat uang jajan dan bisa beli jajan di kantin sekolah sambil berdesak-desakan penuh canda ria. Bisa bebas berekspresi, bisa berpetualang ke sana ke mari.
Baca juga : Mendengarkan Musik Bisa Membantu Kita untuk Meningkatkan Semangat belajar
Suka duka belajar di rumah
Karena himbauan untuk belajar di rumah, mau tidak mau harus patuh dan setuju, dan tanpa terasa sudah sebelas hari berlalu. Masih seperti hari-hari kemarin, dengan dibimbing orang tua, mereka mengerjakan tugas manual maupun online.
Sukanya, sebagian besar orang tua merasa sangat senang bisa terus bersama buah hatinya sepanjang waktu. Bisa memantau belajar anak, bisa memperhatikan dan membantu mengerjakan tugas anak.
Pagi hari tidak ribet, sebab kalau belajar di sekolah harus mempersiapkan semuanya, bangun harus lebih awal, sarapan pagi dan tetek bengek lainnya.
Bagi anak yang terbiasa memakai hand phone, merasa senang belajar di rumah, apabila ada tugas yang tidak dimengerti, bisa langsung browsing di internet, dan merasa mendapat kesempatan emas untuk berlama-lama memakai hand phone, tentunya dengan dalih mengerjakan tugas.
Sedangkan dukanya, bagi orang tua adalah, hampir seluruh waktunya tervorsir untuk membimbing anaknya dalam belajar. Sementara banyak tugas lainnya juga harus dikerjakan. Orang tua harus benar-benar bisa membagi waktu agar semua berjalan dengan lancar.
Belum lagi bagi orang tua yang gaptek, akan merasa kesulitan mana kala tugas anak berupa tugas online dan akan memakan quota yang bagi mereka juga menjadi sebuah persoalan, karena harus mengeluarkan uang khusus untuk itu.
Baca juga :Â Penerapan Keterampilan Mengajar dalam Upaya Penyampaian Hasil Belajar
Sering pula orang tua terlibat pertengkaran kecil dengan anak gegara anak ogah-ogahan mengerjakan tugas. Orang tua harus membujuk anak dengan berbagai cara agar mau belajar.
Harus sabar dan telaten menghadapi anaknya sendiri yang kadang menjengkelkan. Kerap kali mereka marah-marah karena merasa kesulitan mengendalikan anaknya sendiri. Mereka menyadari, ternyata betapa sulitnya bertindak sebagai guru. Eee baru tahu ya.
Bagi anak, belajar di rumah merasa kurang lengkap, karena penjelasan orang tua sering tidak memuaskan mereka. Tidak bisa ketemu guru dan teman-teman. Dan bahkan mereka merasa bahwa orang tua, Â kebanyakan ibu yang banyak berperan, lebih galak dari pada guru. Nah lo.
Mereka berharap, kita semua berharap, semoga Coronavirus segera berakhir, bisa kembali ke sekolah. Belajar normal seperti biasanya. Bertemu dengan guru dan teman-temannya. Belajar di dalam ruang kelas dan memakai seragam sekolah tentunya.
Semoga harapan mereka, harapan kita semua segera terwujud.
Terakhir, sebuah pantun di bawah ini agaknya cocok untuk menggambarkan pikiran anak yang sedang menjalani kegiatan belajar di rumah
Beli Celana di Pasar Baru
Terkena paku di segala penjuru
Wahai Corona cepatlah berlalu
Sebab mamaku tak cocok jadi guru
Sudah pasti bukan kangguru
Karena bulunya berwarna merah
Mamaku tak cocok tuk jadi guru
Sebab ngajarnya slalu marah-marah
Ikan Tuna dan ikan Lohan
Bila beradu Si Tuna kalah
Wahai Corona enyahlah jangan bertahan
Kami rindu ibu bapak guru di sekolah
Demikian tulisan tentang suka duka belajar di rumah, semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
Blitar, 26 Maret 2020
*Pantun dari WAG dan sebagian telah diedit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H