Mohon tunggu...
Siti Nabila Pashya
Siti Nabila Pashya Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM : 43220010164

Dosen Pengampu : Prof. Dr Apollo, M.Si., Ak, CIFM, CIABV, CIBG. Universitas Mercu Buana. Siti Nabila Pashya. NIM 43220010164.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika Menurut Roland Barthes [Prof Apollo]

24 Mei 2022   02:43 Diperbarui: 24 Mei 2022   04:58 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Siti Nabila Pashya

NIM : 43220010164

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo

Semiotika atau semiologi adalah sebuah istilah yang mengacu dalam ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih sering digunakan pada Eropa, sedangkan semiotika lebih banyak digunakan para ilmuwan Amerika. 

Semiotika berasal dari bahasa Yunani, yakni semeion yang berarti tanda '' atau pada  bahasa Inggris sign yang memiliki arti sebagai ''sinyal. Semiotika dikenal menjadi ilmu yang menilik sistem tanda, misalnya bahasa, kode, sinyal, dan ujaran manusia. Salah satu definisi terluas dari semiotika adalah definisi dari Umberto Eco, yang menyatakan bahwa 'semiotika berhubungan dengan segala sesuatu yang dapat dianggap sebagai tanda' (Eco, 1976). Semiotika melibatkan studi tidak hanya dari apa yang kita sebut 'tanda' dalam sehari-hari pidato, tapi apa pun 'mewakili' sesuatu yang lain. Dalam pengertian semiotik, tanda-tanda berupa kata-kata, gambar, suara, gerakan dan objek (Chandler, 1999: 8). Semiotika mulai menjadi yang utama pendekatan studi budaya di akhir 1960-an, sebagian sebagai hasil karya Roland Barthes. Selain itu, Saussure dalam (Danesi, 2004: 3) juga menjelaskan bahwa semiotika adalah studi tentang kehidupan tanda-tanda yang dapat dibayangkan masyarakat. Saussure menyebutnya semiologi (dari "tanda") Yunani yang akan menunjukkan apa itu a tanda, hukum apa yang mengaturnya. Ada kemampuan untuk alasan mengapa, dari waktu ke waktu, spesies manusia telah datang untuk diatur bukan oleh kekuatan seleksi alam, tetapi oleh "historis" kekuatan," yaitu, dengan akumulasi dari makna yang telah ditangkap, dilestarikan, dan diwariskan oleh generasi sebelumnya dalam bentuk tanda-tanda (Danesi, 2004: 3). Roland Barthes adalah yang pertama menerapkan ide-ide semiotik, yang berkembang dari linguistik, hingga gambar visual, misalnya, iklan makanan, fotografi, dan gerak foto-foto. Karya Barthes menawarkan manfaat ringkasan dari aspek-aspek penting dari semiotika yang dibahas di atas. Pada dasarnya, itu berusaha untuk menganalisis bagaimana makna kita mengasosiasikan dengan gambar bukanlah "alami" hasil dari apa yang kita lihat; yaitu, mereka tidak jelas dan universal dalam cara kita memahami apa yang kita lihat (Curtin, 2009: 54).

Semiotika juga memiliki pengertian sebagai ilmu yang menyinggung mengenai produksi perindikasi-perindikasi & simbol-simbol menjadi bagian menurut sistem kode yang dipakai untuk mengungkapkan informasi berupa fakta pada orang lain. Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal yang bisa diartikan, semua tanda atau sinyal mampu dimengerti oleh seluruh pancaindra manusia, baik menjadi penutur juga petutur.

Dalam konteks semiotika, setiap tindakan komunikasi dipercaya menjadi pesan yang dikirim dan diterima melalui majemuk perbedaan tanda. Berbagai peraturan kompleks yg mengatur kombinasi pesan-pesan ini dipengaruhi oleh beragam kode sosial. Berdasarkan hal tersebut, semua bentuk aktualisasi diri yg meliputi seni musik, film, fashion, makanan, kesusastraan bisa dianalisis menjadi sebuah sistem tanda.

Semiotika merupakan sebuah teori komunikasi yang paling mudah dikomunikasikan ketika berbagi dalam bahasa yang sama, kata-kata dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda juga sehingga kesalahan komunikasi selalu berbahaya dan makna yang disampaikan secara tidak langsung atau halus (terselubung). 

Dengan aspek perilaku yang sering diabaikan (obscured), dan ide-ide tertentu dapat lebih mudah diungkapkan melalui media. Semiotika, di sisi lain, tidak setuju dengan kepercayaan umum bahwa ide-ide ada dalam pikiran seseorang, kata-kata memiliki arti yang tepat, dan makna dapat diklarifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun