Mohon tunggu...
Siti Nabilah
Siti Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Sosiologi FIS UNJ

In progress.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilematis Pemuda Milenial di Tengah Pandemi COVID-19

29 April 2020   01:10 Diperbarui: 29 April 2020   10:46 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Siti Nabilah

(Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ)

Sosok “pemuda” seringkali dinilai oleh sebagian orang sebagai kelompok anak muda yang baru beranjak dewasa yang belum matang dalam berpikir dan belum stabil. Pemuda cenderung dianggap berpola pikir yang terlalu idealis namun tidak realistis dan sering kali mengambil keputusan berdasarkan emosi belaka. Jika dilihatdalam hidup ini, kata “idealisme” sebenarnya merupakan suatu hal yang dianggap penting yang membuat manusia tetap mempunyai semangat dan harapan untuk tetap menjalani hidup dan berjuang demi dunia yang lebih baik. Pemuda juga dipercaya sebagai agent of change di negaranya.Ada sebuah kutipan pernyataan dan pesan dari Bung Karno yang sangat terkenal yaitu:

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”

Kutipan tersebut menandakan bahwa memang pemuda memiliki peran dalam membangun dunia. Jika dilihat dalam pandangan psikologis, pemuda merupakan individu dengan karakter yang dinamis, bergejolak, optimis, namun masih belum mempunyai kestabilan dalam mengendalikan emosi. Seperti itulah pengertian pemuda, jadi wajar saja jika kita kadang sering melihat sosok atau sekelompok pemuda dengan karakter tersebut. Namun jika kita melihat pengertian pemuda dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang kepemudaan, pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting yang berusia 16 sampai 30 tahun.

Saat ini, Indonesia memiliki banyak anak-anak muda yang punya kebiasaan berbeda pada pemuda-pemuda di era sebelumnya. Banyak istilah untuk mendeskripsikan pemuda milenial di Indonesia saat ini, mulai dari sebutan “kids zaman now”, “pemuda kekinian”, hingga “generasi milenials”. Generasi ini sangat identik dengan kemampuan penguasaan teknologi yang canggih, dan juga mudah terbawa arus dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Adapun beberapa karakteristik anak milenial yang saat ini sering kita jumpai yaitu :

  • Selalu ingin menjadi orang yang update tentang tempat nongkrong atau cafe yang sedang hits, entah itu hanya untuk sekedar nongkrong, ngumpul-ngumpul, mengerjakan tugas, atau sebagai pendukung untuk kebutuhan konten di medsos, dan tujuan lainnya
  • Menonton film baru di hari pertama tayang pun banyak digemari oleh anak-anak muda zaman now
  • Berfoto dengan menggunakan trend fashion kekinian dengan view atau latar belakang tempat hits juga menjadi salah satu karakteristik yang dilakukan pemuda milenial
  • “generasi menunduk”, salah satu dampak yang dirasakan dari adanya perkembangan teknologi yaitu adalah kemudahan akses informasi yang bisa didapatkan hanya dengan melalui gadgetyang kita miliki. Oleh sebab itu, tidak heran jika sering kali kita melihat generasi saat ini tidak dapat lepas dari gadgetnya dan sangat asik bercumbu dengan gadget mereka dimanapun dan kapanpun, hingga dapat sebutan “generasi menunduk”
  • Hobi traveling juga masuk dalam kategori yang sering dilakukan pemuda milenials. Dimana mereka rela menabung sebagian uang mereka untuk traveling meskipun hanya sekedar menghabiskan akhir pekan di lokasi hits di tengah kota pun, sudah menjadi hal menyenangkan bagi mereka.
  • “Olshop lovers”, yap jika dulu kita ingin membeli suatu barang atau kebutuhan lainnya harus dengan pergi ke gerai atau tokonya langsung, namun di era digitalisasi ini segala hal jadi mudah di dapatkan, tak terkecuali kebutuhan sehari-hari seperti baju, make up, makanan, dan hal lainnya. Banyaknya aplikasi online shop yang tersedia saat ini tak jarang membuat masyarakat tak terkecuali di kalangan pemuda, khususnya perempuanmenjadi khilaf dalam berbelanja untuk membeli produk-produk yang ada, apalagi jika ada event atau hari-hari tertentu yang akan memunculkan berbagai macam diskon yang menarik kantong, hati dan mata.

Seperti itulah kira-kira sedikit gambaran karakteristik yang dapat kita lihat dan temui secara langsung di kalangan pemuda milenials saat ini. Namun tak jarang juga para pemuda ini memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada untuk memunculkan karya-karya baru yang unik dan kreatif yang tentunya tidak kalah dengan produk luar negeri lainnya.

Namun berbagai aktivitas dan kegiatan yang biasa dilakukan dan menjadi karakteristik milenials tersebut untuk saat ini, mau tidak mau harus dihentikan karena adanya persebaran virus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Kaum milenials kini harus mengikuti kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk tetap di rumah saja. Bukan hanya aktivitas berkumpul saja yang dihentikan, melainkan juga aktivitas belajar-mengajar, bekerja, sampai ibadah pun mulai diterapkan untuk dilakukan dari rumah. 

Hal ini pun sesuai dengan anjuran dan kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam 2 produk hukum sebagai upaya penanggulangan wabah covid 19 ini yaitu: (1) Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Darurat Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019/ Covid 19, (2) Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid 19, dan mungkin masih ada kebijakan lainnya.

Pandemi Covid-19 saat ini masih berlangsung di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Infeksivirus ini pertama kali di laporkan di Wuhan, China, pada tanggal 31 Desember 2019. Ada dugaan bahwa awal mula virus ini ditularkan dari hewan ke manusia, namun seiring berjalannya waktu ternyata diketahui bahwa virus ini pun menular dari manusia ke manusia lain. Virus ini akhirnya menjadi pandemi yang memiliki dampak global yang cukup besar bagi dunia.

Sumber : Covid.go.id
Sumber : Covid.go.id

Gambar diatas merupakan gambaran kondisi Indonesia sampai tanggal 27 April 2020. Hinggasaat ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid 19 Ahmad Yurianto mengatakan bahwa “kasus meninggal yang paling banyak ada pada kelompok usia sekitar 41-60 tahun dan beberapa lainnya di atas usia tersebut” (diakses melalui covid19.go.id). Selain karena terkena Covid-19, adapun faktor lainnya yaitu penyakit menyerta seperti hipertensi, diabetes, jantung, dan paru-paru yang kemudian memperburuk kondisi pasien hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Meskipun melihat dari data tingginya angka yang terkonfirmasi Covid-19 ini menunjukkan orang-orang yang berusia rentan sekitar lebih dari 40-60 tahun keatas, namun hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan bahwa anak muda atau generasi milenial terbebas dari bahaya ancaman Covid-19 tersebut. Virus ini tidak memandang jenis kelamin, usia, satatus, jabatan, atau hal lainnya, melainkan mereka yang tidak mengikuti anjuran atau kebijakan pemerintah juga yang akan beresiko terkena virus tersebut.

Jika dilihat dari pemberitaan yang ada, justru anak muda dan generasi milenial lah yang menjadi penular Covid-19 terbesar. Banyak pemuda yang terkontaminasi tanpa gejala dan ada juga yang meremehkan hal ini karena mungkin dirasa imunitas mereka cukup kuat untuk menangkal virus yang ada.

Masih banyak sekali ditemukan anak muda yang belum mematuhi himbauan dari Pemerintah baik itu dilihat secara langsung maupun di televisi, dimana mereka masih tetap nongkrong dan berkumpul layaknya hari biasa dan tidak ada apa-apa. Alasannya yaitu dilema antara ingin berkumpul karena bosan jika harus dirumah saja sepanjang hari, namun kondisi juga tidak mendukung. 

Hal inimungkin memang dianggap tidak berbahaya untuk anak muda seperti mereka, tetapi akan berbahaya untuk orang tua, kakek-nenek, dan orang-orang tercinta dengan usia rentan lainnya yang ada di sekitar anda. Mereka yang akan merasakan resiko besar dari anda yang membawa virus tersebut dari luar. Untuk itu, marilah kita sebagai pemuda dan generasi penerus bangsa, untuk bersama-sama dengan masyarakat lainnya, pemerintah, dan perawat/dokter di bagian garda depan untuk melawan dan mengusir virus Covid-19 ini, dengan cara tetap di rumah saja dan mengikuti himbauan dan peraturan yang ada.

Dilematis bukan hanya dirasakan oleh pemuda saja, tetapi juga dirasakan oleh semua orang di tengah kondisi pandemi seperti ini. Namun pilihan untuk tetap dirumah saja merupakan pilihan terbaik agar kita dan keluarga tercinta tetap terjaga dan dapat meminimalisir terdampak virus Covid-19 yang ada. Mungkin berbagai cara dapat dilakukan untuk mengusir kebosanan kita selama masa PSBB ini, contohnya seperti membuat aneka masakan di rumah bersama keluarga, melakukan komunikasi tatap muka dengan kelurga jauh menggunakan aplikasi, ataupun hal lainnya yang tentu saja dengan mudah kalian dapatkan dengan mencarinya di internet. 

Semoga dengan usaha kita bersama-sama untuk tetap dirumah saja ini akan memutus penyebaran virus Covid-19, dan terbayarkan dengan menghilangnya virus ini di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Kondisi pulihnya dunia seperti sedia kala seperti sebelum adanya pandemi ini, merupakan harapan seluruh orang di dunia, dan semoga apa yang telah terjadi dan menimpa bumi kita ini dapat dijadikan pelajaran dan diambil hikmah dan nilai positifnya. Aamiin.

REFERENSI :

Kemenpora. http://kemenpora.go.id/news/UU_40_2009.pdf. Diakses pada 28 April 2020

Kemenkes. https://covid19.kemenkes.go.id/. Diakses pada 28 April 2020

Literasinusantara. https://literasinusantara.com/ciri-cirimillenials-yang-paling-tampak/. Diakses pada 28 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun