Wajahmu menjadi bayang-bayang yang retak,
dibingkai oleh cerita yang tak ingin kudengar.
Aku adalah purnama yang mendapati langitnya gelap,
kehilangan sinar tanpa tahu kemana ia pergi.
Mereka berkata, kau pelukis mimpi-mimpi palsu,
perangkai ilusi yang menjaring hati.
Namun aku memilih buta,
memahat kepercayaan pada bayang dirimu,
meski hatiku tahu, kau adalah labirin tanpa pintu.
Dan ketika angin membawa rahasia,
kutemukan namaku di antara banyak nama,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!