Mohon tunggu...
Siti Maulida melia
Siti Maulida melia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis, membaca, memasak, bernyanyi, jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Emosional Intelligence Daniel Golman

20 Januari 2025   08:31 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Daniel Goleman memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia dini. Literatur yang dianalisis mengungkapkan bahwa anak-anak yang dibimbing dalam pengembangan kecerdasan emosinya cenderung menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri serta emosi orang lain. Selain itu, penerapan teori Goleman dalam lingkungan pendidikan dan keluarga terbukti meningkatkan keterampilan sosial, empati, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang positif. Anak-anak yang didukung dengan pendekatan ini juga menunjukkan peningkatan dalam aspek-aspek penting seperti motivasi diri, pengendalian impuls, dan ketahanan terhadap stres. Kesimpulannya, integrkecerdasan emosi Goleman dalam pendidikan anak usia dini berkontribusi positif terhadap perkembangan emosi yang sehat dan seimbang, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan sosial dan akademis anak secara keseluruhan. kesimpulannya, integrasi teori Dalam perspektif Daniel Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengelola dan memahami emosi dengan bijaksana. Ini melibatkan kesadaran diri, pengelolaan emosi, motivasi,empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosional membantu kita berinteraksidengan orang lain secara lebih baik dan mencapai kesejahteraan emosi.

 Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkane emosinya pada porsi yang tepat, memilihlah kepuasan memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional Intelligence) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi lebih berperan ketimbang IQ atau keahlian dalam menentukan siapa yang akan jadi bintang dalam suatu pekerjaan. Hasil penelitian dan sumber yang membahas tentang teori kecerdasan emosi menurut Daniel Goleman:

1. “Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Daniel Goleman (Analisis Buku 

Emotional Intelligence)”: Penelitian ini menganalisis buku “Emotional Intelligence” oleh Daniel Goleman. Dalam buku ini, Goleman mengklasifikasikan kecerdasan emosional menjadi lima komponen penting: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis isi. Tujuannya adalah untuk memahami dan memajukan kecerdasan emosional berdasarkan pandangan Goleman dalam bukunya. Kecerdasan emosional memungkinkan kita mengenali emosi diri dan orang lain serta mengelola emosi dengan baik dalam hubungan sosial1. 

2. “Mengenal Konsep Daniel Goleman dan Pemikirannya dalam Kecerdasan 

Emosi”: Penelitian ini menggunakan pendekatan content analysis untuk menggali konsep kecerdasan emosional yang digagas oleh Daniel Goleman. Data diperoleh dari tulisan-tulisan yang membahas teori Goleman tentang kecerdasan emosional. Hasil penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana Goleman memandang kecerdasan emosional dan bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari  Menurut Daniel Goleman dalam teori kecerdasan emosinya, menyebutkan 

terdapat lima dasar kemampuan utama yang menggambar utama yang menggambar 

kecerdasan emosi, yaitu sebagai berikut :  

1. Kenali emosi anda  

Mengenali emosi adalah kemampuan untuk mengenali emosi ketika itu terjadi. Kemampuan ini adalah dasar dari kecerdasan emosional, dan para psikolog menyebut persepsi diri sebagai metamood, atau persepsi emosi sendiri seperti tentang suasana hati anak dan lain-lain. 

a. Pengelolaan emosi: Keterampilan mengelola emosi adalah kemampuan individu untuk mengelola emosi adalah kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi sehingga dapat diekspresikan secara 

tepat atau selaras b. Motivasi diri: Prestasi harus dicapai dengan motivasi individu: keberlanjutan, kepuasan diri, dorongan untuk mengendalikan, dan emosi motivasi positif: antuasisme, gairah, optimisme, dan kepercayaan diri. 

c. Mengenali emosi: Orang lain kemampuan mengenali emosi orang lain juga dikenal sebagai empati.  

2. Ciri-ciri kecerdasan Emosi Tinggi dan Rendah  

Menurut Goleman (1995) mengemukakan karakteristik individu memiliki 

kecerdasan emosi yang tinggi dan rendah sebagai berikut: 

a. kecerdasan emosi tinggi, yaitu mampu mengendalikan perasaan marah, tidak agresif dan memiliki kesabaran, memiliki akibat sebelum bertindak, berusaha dan mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidupnya, menyadari p)erasaan diri sendiri dan orang lain, dapat berempati pada orang lain dapat 

mengendalikan mood atau perasaan negatif, memiliki konsep diri yang positif, mudah menjalin persahabatan dengan orang lain , mahir berkomunikasi, dan dapat menyelesaikan konflik sosial dengan cara damai 

b. Kecerdasan emosi rendah, yaitu bertindak mengikuti perasaan tanpa memikirkan akibatnya, pemarah, bertindak agresif dan tidak sabar, memiliki tujuan hidup dan cita-cita yang tidak jelas, mudah putus asa, kurang peka terhadap diri sendiri dan orang lain, tidak dapat mengendalikan perasaan dan mood yang negatif, tidak mampu menjalin persahabatan yang baik dengan 

orang lain, tidak mampu berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan 

konflik sosial dengan kekerasan. 

3. Dasar Kecerdasan Emosional  

Menurut Daniel Goleman dasar kecerdasan Emosional terdapat 5 dasar 

kecerdasan emosional diantaranya; 

a. Kesadaran Diri yaitu, mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat, dan 

menggunakanya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; 

memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri 

yang kuat. 

b. Pengaturan Diri yaitu, menangani emosi sedemikian sehingga berdampak 

positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup 

menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih 

kembali dari tekanan emosi 

c. Motivasi yaitu, menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan 

dan menuntun menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak 

sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. 

d. Empati yaitu, merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami 

perpektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan 

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. 

e. Keterampilan Sosial yaitu, menangani emosi dengan baik ketika berhubungan 

dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social; 

berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan-keterampilan ini 

untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan 

perselisihan, dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. 

4. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini 

1. Usia 0-6 Bulan 

Bayi mampu memperlihatkan emosi seperti senyuman pada beberapa minggu setelah kelahiran dan melakukan komunikasi nonverbal dengan orang tuanya memperlihatkan ekspresi-ekspresi dan suara-suara yang merupakan awal dari 

komunikasi emosional. 

2. Usia 6-8 Bulan  

Bayi mulai mengenal dan tertarik dengan orang-orang, benda-benda dan tempat 

di sekelilinginya  Mulai menemukan cara baru untuk mengungkapkan perasaan, takut, kecewa, dan rasa ingin tahunya. Pada usia delapan bulan bayi mulai merangkak kemana-

orang lain, tidak mampu berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan
konflik sosial dengan kekerasan.
3. Dasar Kecerdasan Emosional  
Menurut Daniel Goleman dasar kecerdasan Emosional terdapat 5 dasar
kecerdasan emosional diantaranya;
a. Kesadaran Diri yaitu, mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat, dan
menggunakanya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri;
memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri
yang kuat.
b. Pengaturan Diri yaitu, menangani emosi sedemikian sehingga berdampak
positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih
kembali dari tekanan emosi
c. Motivasi yaitu, menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan
dan menuntun menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak
sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati yaitu, merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami
perpektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan Sosial yaitu, menangani emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social;
berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan-keterampilan ini
untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan, dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
4. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini
1. Usia 0-6 Bulan
Bayi mampu memperlihatkan emosi seperti senyuman pada beberapa minggu
setelah kelahiran dan melakukan komunikasi nonverbal dengan orang tuanya
memperlihatkan ekspresi-ekspresi dan suara-suara yang merupakan awal dari
komunikasi emosional.
2. Usia 6-8 Bulan  
Bayi mulai mengenal dan tertarik dengan orang-orang, benda-benda dan tempat
di sekelilinginya  
Mulai menemukan cara baru untuk mengungkapkan perasaan, takut, kecewa,
dan rasa ingin tahunya. Pada usia delapan bulan bayi mulai merangkak kemana-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun