Mohon tunggu...
siti mardhotilah
siti mardhotilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang mahasiswa

Pelajar yang tidak akan pernah berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Indonesia Tidak Kunjung Maju, Perbaiki Sistemnya atau Singkirkan Penghambatnya?

2 Desember 2019   09:11 Diperbarui: 4 Desember 2019   10:46 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris anggaran Pendidikan yang telah di sediakan tak berbuah hasil apa -- apa. Bukan anggarannya yang kurang tebal namun pengelolaan sistemnya yang masih minim akal. Sampai kapan kurikulum Pendidikan di Indonesia turut bertransisi seiring dengan berguling kursi Menteri?

Namun apa daya rakyat biasa, kebijakan sudah menjadi kekuatan utama untuk berbuat sesukanya, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Tanpa di sadari peraturan -- peratuan yang telah tersusun rapih seakan tak merugikan siapapun dan mengkhianati golongan manapun.

Sesuai dengan kondisi lapangan yang saya alami, saya mengenyam Pendidikan di sekolah negeri hanya saat masih duduk di bangku SD. Saat SMP dan SMA ayah saya tidak sanggup untuk menyekolahkan saya di sekolah negeri karna biaya awal masuk sekolah yang tinggi.

Bagi kami rakyat dengan perekonomian rendah tak akan mampu mengeluarkan uang beberapa juta untuk awal masuk sekolah, belum lagi untuk keperluan beli seragam, buku, dll. Hal ini membuat kami ciut diri dan memilih untuk menepi bersekolah dengan status sekolah swasta.

Bukan suatu masalah bersekolah di negeri atau swasta sekalipun, yang menjadi masalah adalah mengapa pada akhirnya banyak rakyat yang kurang mampu yang harus bersekolah di swasta? Bukankan anggaran Pendidikan negara paling banyak masuk ke sekolah -- sekolah negeri? Kalau begitu apakah bukan seharusnya rakyat yang kurang mampulah yang bersekolah di negeri karena sekolah swasta tidak di cover secara besar -- besaran dalam hal biaya oelh negara.

Inilah mirisnya system Pendidikan yang ada di Indonesia.

Sekolah negeri yang telah mendapatkan anggaran dana Pendidikan besar dari negera malah di jangkau oleh para kalangan anak -- anak dengan perekonomian menengah ke atas, sedangkan anak -- anak dengan perekonomian menengah kebawah harus puas dengan mengenyam Pendidikan di sekolah swasta yang harus bayar dan bahkan sekolah swasta memberikan anggarannya ke negara.

Ini berarti anak -- anak miskin di Indonesia tidak semata -- mata miskin pada kenyataannya karena anak -- anak miskin yang bersekolah di swasta membantu anggaran dana Pendidikan anak -- anak orang kaya yang bersekolah di negeri. Ini sebuah kelucuan yang membuat siapapun yang sadar dengan yang terjadi sebenarnya tak ingin tertawa.

Jika ada suatu kejanggalan yang terjadi terkadang yang ersangkutan tak ingin di salahkan. Para pejabat bungkam takut -- takut salah ucap, dan di balik itu mereka mulai mengadakan rapat -- rapat yang harus menyelasaikan permasalahan yang sedang terjadi.

Dalam keadaan terhimpit, baik terhimpit oleh waktu atau terhimpit oleh keadaan petinggi hanya memiliki 2 pilihan, perbaiki sistemnya atau singkirikan penghamtnya.

Jika di rasa memperbaiki sitem memerlukan waktu yang lama, maka akan di pilih langkah yang cepat dan di anggap tepat yakni singkirkan penghambatnya. Semua yang di anggap penghambat harus di selesaikan dan singkirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun