Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Gender Disappointment, Tidak Apa-apa Merasa Sedih

18 Maret 2021   19:38 Diperbarui: 23 April 2022   22:31 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: amp.abc.net.au

Selain itu bagi orang tua tunggal yang akan membesarkan anak dengan berbeda jenis, mungkin memiliki ketakutan tersendiri ketika harus membesarkan anak tanpa model orangtua dari sesama jenis. 

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi gender disappointment?

Informasi yang didapat dari parents.com mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi gender disappointment,

Menerima emosi negatif

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah jujur pada diri sendiri. Jujur akan emosi negatif yang bergerumbul didalam hati. 

Stephan Quentzel, MD, seorang psikiater spesialis dalam masalah kehamilan di New York City mengungkapkan, memang jika kita jujur bahwa menginginkan anak laki-laki bukan anak perempuan pasti akan terkesan buruk. 

Sebab, bagaimanapun kondisi anak, kita harus menerimanya apapun yang terjadi. Namun jika seseorang tak langsung merasa senang dengan kehadiran buah hati itu hal yang wajar.  

Tak perlu memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja diawal, alangkah baiknya lepaskan dulu emosi negatif yang ada. Mencoba jujur pada diri sendiri bahwa kita tak merasa senang. 

Jika kita tak melepaskan emosi negatif akan membuat diri sendiri sulit dalam menghilangkan pikiran negatif. Lebih tepatnya cobalah menghindari toxic positivity. 

Menemukan alasan kekecewaan gender

Cobalah bertanya pada diri sendiri apa penyebab merasa kecewa. Apakah karena selama ini memimpikan anak laki-laki yang bisa diajak bermain sepak bola dengan suami dan menang pertandingan atau memimpikan mengepang rambut anak perempuan yang kreatif dalam menghasilkan karya? Temukan apa alasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun