Sering cekcok, sebab ternyata berbeda aliran ajaran agama.Â
Sikap suami tak seperhatian sebelum menikah.Â
Menganggap istri bak mesin cetak anak, memanggil pun dengan sebutan "anda".
Perceraianpun terjadi.Â
Sedikit point-point apa yang dialami teman-teman seumuranku ketika berani untuk nikah muda. Bagi setiap pasangan laki-laki dan perempuan, pembuktian nyata rasa cinta mereka yaitu dengan sebuah ikatan pernikahan.
Maklum jika terkadang dua sejoli saling gombal-menggombal ketika membahas pernikahan. Bayangan dua sejoli, ikatan pernikahan pasti sesuatu yang indah sebab bisa hidup bersama dengan orang yang dicintainya.Â
Akankah seindah apa yang mereka bayangkan?? Nyatanya tidak. Untuk mendapatkan semua keindahan itu, mereka harus melalui berbagai macam rintangan. Siapa yang kuat dan mampu bertahan melewatinya bersama akan mendapatkan keindahan yang mereka bayangkan selama ini.Â
Balik ke cerita temanku, dua orang temanku ini memiliki jarak usia 6-7 tahun dengan masing-masing mantan suaminya. Terlihat usia yang cukup matang dan dewasa untuk seorang laki-laki yang bertekad membawa anak gadis kedalam ikatan suci pernikahan. Faktanya usia matang, tak menjamin proses kedewasaan. Jika ternyata pasangan masih belum bisa menerima segala kekurangan yang dimiliki.
Saat kamu memutuskan untuk menikah, artinya kamu harus siap untuk dipersatukan dengan individu yang memiliki cara pandang yang berbeda denganmu, lingkungan yang berbeda denganmu, dan budaya yang berbeda denganmu. Jika kamu mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan pasanganmu, kemungkinan adanya konflik akan lebih sedikit terjadi.
Ya dalam sebuah hubungan pasti ada yang namanya konflik. Adanya konflik bisa saja membuat hubungan dengan pasangan semakin erat jika diselesaikan bersama tanpa menggunakan ego. Namun bisa juga adanya konflik malah memperburuk keadaan dan membuat hubungan dengan pasangan hancur ditengah jalan.Â
Di usia yang terbilang masih muda, sebab baru setahun lulus SMK. Dua orang teman perempuanku memutuskan untuk menikah. Alasan mereka bertekad dan mantap ingin menikah, karena mereka merasa cocok dan menemukan tempat untuk meletakkan tulang rusuk yang telah dinanti oleh pasangannya.
Aku rasa mereka juga terlihat sudah siap membina rumah tangga, urusan akhiratnya sudah mantap dan urusan dunia mulai mengikuti. Lalu jika sampai terjadi perceraian yang dialami dua orang temanku ini, mungkin gak sih mereka salah menempatkan tulang rusuknya? Mengingat usia pernikahan mereka saat itu masih 1 tahun setengah, namun sudah memutuskan untuk bercerai. Sebab mulai merasakan ketidakcocokan.Â
Well, kali ini aku akan ngebahas sedikit cara bagi kamu yang nikah muda agar langgeng hingga tua. Mungkin cara-cara ini terbilang sudah umum. Tapi, siapa tau kamu belum tau. Cara ini juga yang diterapkan oleh saudaraku. Mereka pasangan suami istri yang sudah menikah sejak tahun 1975-an. Dan dikaruniai 8 orang anak. Sang istri sudah dipinang sejak umur 19 tahun.Â
Pertama, saling berkomitmen. Saling mengingat janji masing-masing ketika menikah. Mengingat apa tujuan kamu melaksanakan sebuah pernikahan. Pasti ketika diawal menikah, kamu akan mengucapkan janji itu dengan penuh kesungguhan.