Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sampai Kapan Kita Fokus pada Kelemahan?

6 Desember 2020   13:56 Diperbarui: 6 Desember 2020   14:27 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Saatci Art

Nyatanya Cindy sangat suka sekali memasak dan betah di dapur untuk memasak hingga 3 jam. Membiasakan anak selalu mandiri merupakan kunci ibu Cindy untuk menjadikan Cindy sosok anak autis yang tak pernah menyusahkan orang lain. Mulai dari membersihkan kamar sendiri, menyapu, memasak dan mengepel rumah. 

Semakin yakin bukan?? Bahwa memiliki anak autis bukan akhir dari segalanya. 

Tindakan orangtua Cindy bisa menjadi contoh untuk para orangtua yang memiliki buat hati pengidap autis untuk tetap semangat dan tak putus asa. Sebab anak autis pasti bisa mandiri dan memiki talenta tak terduga. 

Dan tak seharusnya kita mencemooh anak-anak berkebutuhan khusus, sebab terlihat tak normal seperti anak pada umumnya. Tak ada orang yang sempurna didunia ini. Kita semua pasti tau kesempurnaan hanya milik Tuhan. Pasti setiap individu memiliki kekurangan masing-masing. Hanya saja, kekurangan orang norml tak bisa terlihat seperti anak berkebutuhan khusus lainnya. 

Sampai kapan kita akan selalu fokus pada kekurangan orang lain?? Sampai kapan juga kita selalu menyamaratakan standart seluruh manusia? Sedangkan manusia diciptakan berbeda-beda. Seakan-akan memaksakan ikan yang bisa berenang untuk memanjat pohon seperti monyet. Atau bahkan memaksa kuda untuk menyelam seperti paus? Gak mungkin bisa. 

Yang anak berkebutuhan khusus butuhkan bukanlah dihakimi tentang kekurangan mereka, tapi apresiasi dari kita semua. Sebab semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Semoga Bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun