Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Uang Saku 200 Ribu Keliling Pulau Jawa

5 November 2020   15:46 Diperbarui: 5 November 2020   15:52 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa hari sudah sore, kami pun melanjutkan perjalanan ziarah lagi. Seingatku masih ada 3 makam wali lagi yang kami kunjungi, hingga memasuki hari ketiga. Tapi sungguh aku benar-benar lupa lokasinya. 

Di hari keempat menjelang sore, kami sampai di Pantai Pangandaran. Ada yang menyewa jip mini sambil mengelilingi tepi pantai, ada yang menyewa perahu, memborong buah tangan pernak pernik rumah tangga, atau sekedar main dan pasir. Sedangkan aku sendiri, duduk manis menjaga tas barang bawaan temanku sambil menemani ibu-ibu di warung kecilnya.

Pikiranku hanya, takut bekal uang saku tak cukup untuk oleh-oleh keluarga di rumah, jika aku ikut mengeksplor area pantai. 

Hari ini menjadi hari terakhir perjalanan. Semua orang bingung mencari toko oleh-oleh. Akupun juga. Lima puluh ribu ku gunakan membeli cemilan oleh-oleh untuk keluarga. Dan dua puluh ku gunakan patungan untuk membeli oleh-oleh teman kamar di pondok.

Sisa uang saku tinggal 67ribu. Ditambah ongkos keperluan dihari ketiga yang aku lupa mengeluarkan biaya apa saja. Yang paling kuingat, aku pulang masih membawa uang sisa 30ribu. Dengan modal membawa 2 pack roti isi, satu plastik keripik singkong dan 2 botol air mineral tanggung. 

Ternyata dengan membawa uang saku 200ribu untuk mengelilingi Pulau Jawa yang bagiku pasti kurang, ternyata cukup-cukup saja. Malah masih ada sisa. Untungnya ibuku memberikan bekal uang yang tak terlalu banyak, tersirat pesan ibu bahawa ingin aku belajar hemat dan tak menghambur-hamburkan uang selagi memiliki uang. Hanya membeli sesuatu yang dirasa sangat perlu. 

Dengan ini aku sadar, mencari uang tak seperti memetik daun. Tak semudah itu. Kita minta uang pada orangtua, pasti bagaimanapun caranya orangtua akan memberi. Tapi pernahkah kita berpikir, bagaimana jerih payah orangtua ketika kita menghabiskan uang yang diberikan orangtua dengan mudah?? 

Meskipun aku rasa ceritaku agak mbulet, semoga kalian bisa memahaminya. 

Semoga tulisan ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun