Pemandangan yang syahdu dimana setiap orang tampak lebih tabah dalam mengatasi konflik yang rentan memacu emosi. Puasa di minggu pertama seolah mengajarkan setiap individu untuk beradaptasi dengan kondisi. Tuntutan pekerjaan, lamanya perjalanan pulang-pergi, masalah yang ditinggalkan di rumah seakan tidak lagi berarti.
Hal yang menjadi fokus kita semua di minggu pertama ialah meningkatkan ibadah yang selama ini selalu keteteran.
Ibadah yang di hari biasa akan kalah prioritasnya dengan waktu makan siang. Ibadah yang membuat kita terburu-buru ingin selesai karena urusan rumah terbengkalai. Ibadah yang menunggu saat kita lapang, bukan yang disegerakan supaya hati kita tenang.Â
Demi masa..
Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita tak kan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan
Karna ia tak kan kembaliÂ
Lantas, apa yang membedakan beribadah di bulan puasa dan beribadah di bulan lainnya? Apakah berkah Ramadan menuntun kita menjadi pribadi yang taat karena ganjaran pahalanya berlimpah? Apakah kesadaran diri mulai terbentuk karena melihat orang lain sibuk mengejar akhirat?
Apakah karena datangnya bulan suci, kita kembali mawas diri agar tetap dalam naungan ridho-Nya?
Alasan utamanya, karena kita tidak bisa memutar waktu.