Semakin banyak pengusaha atau pedagang yang terbantu dengan konten endorsement yang diproduksi influencer, maka makin tinggi nilai ROI-nya atau Return of Investment bagi bisnis tersebut.Â
Dalam hal ini, pengusaha dan influencer sama-sama mendapat keuntungan materi, berupa pelanggan baru dan portofolio untuk dijadikan exposure.Â
Tetapi, semakin kesini makin banyak influencer yang bekerja dengan modal "Bayar Pakai Exposure".
Karena tingkat engagement-nya cukup tinggi, seorang influencer dengan penuh percaya diri--mempertaruhkan jumlah followers yang menyentuh angka jutaan sebagai ganti atas fasilitas yang harus diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.Â
Apakah lantas, hal itu jadi transaksi yang merugikan?Â
Belum tentu.Â
Kalau perusahaan menilai performa kerja dan profil si influencer itu bagus, maka dibayar 2M (Makasih Mas) bukan menjadi soal.Â
Tetapi, kalau pemilik perusahaan tidak yakin apalagi tidak mengenal seluk-beluk si influencer yang tiba-tiba minta gratisan berkedok dibayar ngonten, maka tidak akan muncul kesepakatan kerja.Â
Bilamana kamu seorang influencer, perlu kamu ketahui, bahwa target pasar perusahaan gak selalu relevan dengan cara berbisnis yang kamu tawarkan.Â
Apalagi, kalau kamu menyasar ke bisnis-bisnis mikro dan menengah, dengan dalih bantu memasarkan dagangan melalui jutaan followers yang gak kamu kenali satu-persatu.Â
Apakah mereka akan percaya, kalau kamu seorang pebisnis yang bisa mendatangkan keuntungan buat mereka juga?Â