BAJU BARU UNTUK IBU
Fina duduk di sudut kamar, menatap ibunya yang sedang menjahit baju dengan tekun. Jemari kasar itu bergerak cepat diatas kain, memperbaiki baju-baju pesanan pelanggan. Cahaya lampu redup membuat wajah ibunya tampak lelah, tetapi senyum hangat tetap menghiasi bibirnya.
Fina tahu, Ibunya bekerja keras siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ayah mereka sudah lama pergi meninggalkan Fina dan ibunya berdua. Namun, Fina tak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Bagi Fina, Ibunya adalah segalanya.
Namun ada satu hal selalu membuat hati Fina sedih. Ibunya tidak pernah memili baju baru. Selalu saja pakai pakaian lama yang telah dijahit berulang kali. Saat lebaran tiba, Fina selalu memakai baju baru yang dijahitkan ibunya, Sementara sang ibu tetap mengenakan baju lamanya.
"Ibu tak apa-apa ," kata ibunya suatu hari. "Yang terpenting kamu bahagia".
Tahun ini, Fina bertekad untuk membuat sesuatu yang istimewa. Ia ingin ibunya memiliki baju baru. Tapi, bagaimana caranya?. Uang jajan Fina tak seberapa,bahkan sering ia tabung untuk membeli kebutuhan sekolah.
Fina mulai berfikir keras, Suatu pagi ia melihat tetangganya sedang menyapu halaman rumah. Namanya Bu Ina. Bu Ina ini termasuk salah satu orang yang bisa dibilang kaya di desa kami. Fina memberanikan diri menawarkan bantuan ke Bu Ina. "Bu, Maaf sebelumya, Saya ingin melamar kerja dirumah ibu, Kerja sebagai tukang bersih-bersih juga tidak apa-apa bu, yang penting saya bisa dapat uang untuk keperluan".
Bu Ina tersenyum. "Iya nak. Boleh. Kamu anak yang rajin".
"Alhamdulillah, Terima kasih bu". Kata Fina.
Sejak itu, Fina boleh bekerja kecil-kecilan. Ia membantu Bu Ina menyapu halaman, Mencuci piring, Memasak atau menjaga toko saat bu ina pergi ke pasar. Tak terasa, Ia bekerja sudah mendapatkan beberapa bulan, Tabungan fina sudah mulai bertambah.
Hari yang dinanti akhirnya telah tiba. Fina membawa tabunganya ke toko kain kecil di pasar. Dan fina pilih-pilih warna kain yang cocok buat Ibu. Ia memilih kain bewarna biru tua, Warna kesukaan ibunya.
Setelah pulang dari pasar, Fina langsung mendatangi tukang jahit. "Tolong buatkan baju yang sederhana, tapi yang cantik ya bu", Pintanya.
Seminggu kemudian, Baju itu sudah selesai. Fina memandangi baju yang terlihat rapi dalam kantong plastik. Ia membayangkan betapa bahagianya ibunya nanti.
Beberapa bulan kemudian. Malam lebaran akhirnya pun tiba, Fina menyerahkan baju itu kepada ibunya. "Ibu, Ini baju untuk ibu. Baju baru".
Ibunya terkejut. Air matanya langsung mengalir. "Fina dari mana kamu mendapatkan uang untuk beli baju ini?".
Fina tersenyum malu. "Fina kerja kecil-kecilan, Bu. Ibu selalu bilang, Lebaran itu untuk saling membahagiakan. Kali ini, Fina ingin membahagiakan ibu".
Ibunya memeluk fina dengan erat, Menangis dalam kebagiaan. Pagi telah tiba, Ibu dan fina mengenakan baju barunya. Fina melihat ibunya mengenakan baju baru itu dengan senyum yang tak pudar.Â
Bagi fina, Itu adalah hari lebaran terindah. Sebuah hari dimana ia belajar bahwa kebagiaan sejati adalah melihat orang yang kita cintai tersenyum dari hati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H