Mohon tunggu...
Siti Khodijah
Siti Khodijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Tidak ada suatu proses tanpa ada usaha dan strategi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah dan Hakikat Perkembangan Filsafat Ilmu dari Zaman Yunani Kuno hingga Kontemporer

8 Januari 2023   14:30 Diperbarui: 8 Januari 2023   14:31 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Filsafat Ilmu di zaman ditandai dengan munculnya filosoffilosof yang memberikan warna baru terhadap perkembangan Filsafat Ilmu sampai sekarang.Muncul Karl Raymund Popper (1902-1959) yang kehadirannya menadai babak baru sekaligus merupakan masa transisi menuju suatu zaman yang kemudian di sebut zaman Filsafat Ilmu Pengetahuan Baru. 15Hal ini disebabkan Pertama, melalui teori falsifikasi-nya, Popper menjadi orang pertama yang mendobrak dan meruntuhkan dominasi aliran positivisme logis dari Lingkaran Wina. Kedua, melalui pendapatnya tentang berguru pada sejarah ilmu-ilmu, Popper mengintroduksikan suatu zaman filsafat ilmu yang baru yang dirintis oleh Thomas Samuel Kuhn. (Gusti Bagus Rai Utama,2013:18).

Yang dimaksud dengan zaman kontemporer adalah dalam kontek ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Yakni dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Yang disebabkan oleh semakin kritisnya umat manusia era sekarang yang di bantu oleh adanya alat-alat yang canggih.Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin dianggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan teknologi dapat berubah menjadi suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu itu orang dibuat tercengang dan terkagum-kagum, ketika Neil Amstrong benarbenar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan. (Gusti Bagus Rai Utama,2013:18).

6.Filsafat ilmu Zaman Islam

Perkembangan filsafat Islam sebagai bagian tidak terpisahkan dari sejarah panjang khazanah pemikiran Islam sesungguhnya bukan sesuatu yang sederhana. Ketidaktelitian dalam mencermati, memilah dan memilih persoalan inilah yang sering menyebabkan kita tidak tepat untuk menilai dan mengambil tindakan. Adanya sikap yang anti-filsafat di sebagian kalangan umat Islam atau anggapan bahwa filsafat Islam hanyalah berasal dari Yunani, salah satu sebabnya adalah karena adanya kekurang telitian tersebut. Pemikiran-pemikiran filsafat Yunani yang masuk dalam pemikiran Islam, diakui banyak kalangan telah mendorong perkem-bangan filsafat Islam menjadi makin pesat. Meski demikian, menurut ditulis Oliver Leaman (l. 1950 M), seorang orientalis asal Universitas Kentucky, USA, adalah suatu kesalahan besar jika menganggap bahwa filsafat Islam bermula dari proses penerjemahan teks-teks Yunani tersebut, atau hanya nukilan dari filsafat Aristoteles (384-322 SM) seperti dituduhkan Ernest Renan (1823-1893 M), atau dari Neo-Platonisme seperti disampaikan Pierre Duhem (1861-1916 M). (Sri Wahyuningsih, 2021, 7(1) :2).

B. HAKIKAT FILSAFAT ILMU

Pada hakikatnya filsafat ialah induk dari semua ilmu, yang mana filsafat mengkaji suatu penalaran untuk memperoleh kebenaran. Filsafat juga merupakan sikap atau pandangan seseorang dalam sebuah bidang terapan untuk mencapai suatu tujuan. Filsafat beriringan dengan ilmu pengetahuan, yang mana semua ilmu pengetahuan tidak terlepas dari adanya filosofi, oleh karena itu filsafat ilmu juga disebut upaya pemisah antara filsafat dan ilmu. ( Suhardi, 2021 : 42).

Untuk mendapatkan pemahaman yang komperhensif dari ruas pengertian filsafat ilmu, perlu dilakukan pelacakan atas pengertian filsafat yang seutuhnya dan pengertian itmu itu sendiri. Dari dua pengertian yang ada, akan ditemukan prinsip-prinsip logis yang mengukuhkan keberadaan filsafat iimu dan kategori-kategori yang khas milik filsafat ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan rasional dalam kajian tertentu dengan argumentasi yang sistimatis dan memenuhi semua ketentuan yang beriaku dalam metode ilmiah. ( Heris Hermawan, 2011 : 8).

1.Pengertian Filsafat

 Pengertian filsafat dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda serta hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi. Secara Etimologi Menurut Suedi, (2015 ; 15) Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Falsafali dan dalam bahasa Inggris dikenal istilah Philosophy serta dalam bahasa Yunani dengan istilah Philosophia. Kata Philosoplia terdiri atas kata plilein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijasanaan (wisdon’) schingya secara etimologis istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti vang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan olch Phytagoras (582-486 SM). Arti filsafat pada waktu itu, kemudian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan olch Socrates (470-390 SM) dan filsuf lainnya. Filsafat secara terminologi Secara terminologi adalah arti yang dikandung olch istilah filsafat. Hal ini disebabkan batasan dari filsafat itu sendiri banyak maka sebagai gambaran diperkenalkan beberapa batasan sebagai berikut;

a.Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapaj pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.( Suhardi, 2021 : 44).

b.Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, dan estetika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun