Mohon tunggu...
Siti Khamidah
Siti Khamidah Mohon Tunggu... Freelancer - saya sangat tertarik dengan dunia kepenulisan puisi

seorang hamba yang hanya ingin mencinta sang tuan-nya dan bermanfaat bagi hamba-hamba lainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membuang Topeng di Tanah Surga

23 November 2018   07:16 Diperbarui: 29 Januari 2019   12:16 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat Kayu dan Batu jadi Tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga,

Lalu apa lagi yang kurang dari diri negeri ini...

Jika ditanya apa isinya surga?

Serpihannya ada di negeri Indonesia.

Jika ditanya apa isinya surga?

Kepingannya tentu ada di tanah Nusantara.

Jika kau coba tanyakan sekali lagi, lagi dan lagi

Apa isinya surga?

Akan lantang ku jawab

"Bagiannya ada di Bumi kita"

Hamparan tanah suci tuhan yang subur,

Bentangan Air jernih yang taat atas perintah tuhannya,

Atau

Permadani Hijau yang tiap kali kita injak-injak hak atas hidupnya,

Seember salju pun bisa kau temui

Bahkan apa lagi yang ingin kau cari ?

Sepiring butiran pasir gurun,

Lautan tambang emas, minyak, atau bahkan mutiara

Kamu akan temui itu di surga kecil kita.

Surga kecil dengan nama Indonesia.

Surga-ku yang ada karena Cinta

Surga-ku yang ada karena Keindahan

Dan

Surga-ku yang berdiri karena Keharmonisan

Digoyahkan namun tak kan pernah tergoyah

Walau hanya sedikit bergetar tapi tak kan pernah Pudar.

Disingkirkan walau tak akan pernah tersingkirkan,

Dan lagi...

Surga-ku ada karena cinta..

Jika sebuah kebenaran yang kita perjuangkan bahkan menghancurkan sebuah kesucian Cinta.

Lalu apa demikian arti Kebenaran menurutmu wahai anak adam?

Kebenaran yang sesungguhnya pemilik hak penuhnya adalah kebenaran yang bukan milik dirimu, kita, bahkan mereka.

Lingsir wengi

Sepi durung biso nendro

Kagodho mring wewayang

Kang ngreridhu ati

Kawitane

Mung sembrono njur kulino

Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno

Membelah sebuah kebenaran yang diyakini tanpa sadar menyakiti saudaramu

Kanjeng  sunan kalijaga tanamkan cinta dalam setiap langkahnya,

Lalu kenapa harus kita tanamkan bibit-bibit kebencian pada sesama.  

Glopa-glape, glopa-glape

Gajahe kepengin menek (eloke)

Ulane kepengin mabur (eloke)

Manuke kepengin nglangi

Kodhoke kepengin nyembur

Eloke, elok temen elok iki

Yen kuwe padi cukulo pari

Yen kuwe pitik kluruk'o

Yen kuwe Budha " Om Swastyastu"

Maka akan lantang ku jawab

"Wa'alaikumussalam wahai saudaraku"

Indonesia tidak butuh Topeng supaya rukun

Indonesia jangan melawan kehendak Gusti kang maha Agung

Indonesia-ku

Kita kan bersama merangkak naik ke bumi dari jurang yang teramat terjal,

Surga kecil-ku

Api tidak akan pernah berkobar-kobar kembali 

Tidak akan pernah kita lihat lagi asap yang membumbung dan memenuhi angkasa tanah air ini ,

Kita tidak akan bertabrakan, menjarah satu sama lain dengan pengorbanan yang tidak akan pernah terkira

Kemudian... percayalah

Kita akan mengetahui apa yang kita jalani

kita akan mengetahui cakrawalah yang mana yang kita akan pilih.

Ketulusan cinta kitalah yang akan menuntun langkah yang sejati.....

By: siti khamidah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun