Masalah ekonomi menjadi penyebab utama rendahnya partisipasi pendidikan dan tngginya angka putus sekolah. mereka tidak memiliki dana untuk mengirim anak-anak pergi sekolah, jika uang tersebut digunakan untuk biaya sekolah maka mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebab pendidikan membutuhkan biaya yang cukup besar.Â
Pemerintah perlu melakukan pemerataan pendidikan hingga ke seluruh daerah agar tidak terjadi adanya anak putus sekolah. pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memeratakan pendidikan, hal ini tertuang dalam Undang Uundang Pasal 31 Ayat 1-2 yang berbunyi bahwa Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Menurut Ustama (2009: 7) penduduk usia sekolah memerlukan pelayanan pendidikan yang baik dan bermutu agar dapat survive dalam menjalani kehidupan di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang dimiliki oleh anak untuk mengikuti pendidikan.
 Seseorang yang berpendidikan tinggi mempunyai bekal pengetahuan dan  keterampilan yang siap untuk menghadapi di bidang pekerjaan. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan.Â
Adanya hal ini maka dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu untuk mempercepat pembagunan dan membuat Indonesia menjadi negara yang maju. Maka dari itu pendidikan dapat mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Kesimpulan
      Kemiskinan adalah sebuah masalah kompleks yang saat ini masih belum memiliki masalah tetap, sumber kemiskinan yang dinamis membaut isu ini selalu sulit untuk diselesaikan oleh berbagai pihak. Pendidikan dinilai mampu untuk menjadi jembatan yang bisa mengantarkan masyarakat miskin untuk bisa keluar dari lingkaran setan tersebut, mendapatkan hak-haknya dan juga hidup dengan layak.Â
Namun disaat yang sama Pendidikan yang diharapkan tidak menghasilkan output yang dapat membantu masyarakat miskin keluar dari kemiskinannya, ditambah tingkat Pendidikan tinggi yang dianggap adalah jalan pasti keluar dari kemiskinan sangat sulit untuk diakses oleh mereka yang kurang beruntung.
Esensi Pendidikan yang diharapkan dapat membebaskan manusia dari berbagai belenggu pada akhirnya hanya sebuah angan-angan bagi masyarakat miskin, Pendidikan pada akhirnya hanya sebuah sector produksi tenaga kerja yang sejak lama sudah dikhawatirkan oleh Karl Marx
Saran
      Menyediakan Pendidikan yang dapat diakses masyarakat miskin demi menuntaskan kemiskinan bukanlah satu-satunya hal yang perlu diperhatikan. Memperhatikan kualitas Pendidikan dan juga keahlian yang bisa didapatkan dalam proses Pendidikan yang berlangsung juga perlu diperhatikan, jika tidak pada akhirnya sekolah yang tersedia tidak berbeda dari tempat untuk membuang waktu dan juga melanggengkan kemiskinan di tengah masyrakat.