Selain itu, Ganjar juga dinilai aktif dalam berbagai media sosial, terutama Youtube. Sempat beberapa kali ia menjadi host dalam channel Youtube-nya sendiri. Hal tersebut justru menimbulkan berbagai kritikan dan bully-an bagi dirinya. Akan tetapi saat diwawancarai dirinya justru tidak meladeni hal tersebut, bagi dirinya bahwa ia tidak perlu menjaga image.
Ia mengaku bahwa dirinya sudah aktif dalam media sosial sejak dari DPR. Akan tetapi, melihat jumlah elektabilitas yang diperoleh karena popularitas Ganjar di mata masyarakat berkat selalu aktif dalam bermedia sosial, nampaknya justru membuat internal PDI-P tidak tenang.
Sebab, hal tersebut dinilai bahwa elektabilitas yang diperoleh Ganjar bisa saja menghalangi elite partai tersebut yang memiliki kepentingan lain. Akibatnya, dalam hal ini tersebar isu bahwa posisi Ganjar menghalangi Puan Mahari yang merupakan salah satu yang memiliki trah Soekarno untuk maju dalam pilpres 2024.
Hal tersebut menjadi polemik, di samping ganjar memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, namun di sisi lain ada trah yang mesti dipertahankan. Sehingga, terlihat bahwa Ganjar sampai saat ini tidak ada dukungan dalam internal dalam hal tersebut. Dan terlihat pula ketika ganjar tidak diundang dalam konsolidasi PDI-P beberapa waktu lalu.
Kemudian, permasalahan tidak adanya dukungan dari internal partai, diperjelas ketika Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto menyebutkan bahwa partainya mempersilahkan apabila Ganjar Pranowo mengambil langkah untuk pindah ke partai lain dalam pilpres 2024.
Dalam hal ini, jika kita amati bersama bahwa terlihat sangat jelas meskipun Ganjar memperoleh tingkat elektabilitas yang tinggi. Akan tetapi, dilihat tidak ada sama sekali dukungan daripada internal partai. Ada apa sebenarnya?
Menjaga Trah atau Mendengarkan Rakyat?
Jika sudah seperti ini, yang perlu kita sama-sama perhatikan mengenai jalan PDI-P ke depannya. Hal tesebut juga menjadi tantangan bagi PDI-P untuk menjaga citranya di mata masyrakat, sebab memilih dua hal yang sama-sama dinilai penting dalam menjaga partai tersebut, memang cukup sulit.
Lantaran saat ini ada Puan yang merupakan penerus trah keluarga, di satu sisi ada Ganjar yang memiliki elektabitas tinggi dari masyarakat. Tentu, hal tersebut harus dapat dipertimbangkan oleh ketua umum PDI-P secara matang untuk dapat memilih secara bijak dengan berlandaskan asas demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H