Beberapa tanda dan gejala khas dari osteoporosis yakni (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015):
- Penurunan tinggi badan
- Nyeri pada tulang, terutama tulang belakang yang umumnya terjadi pada area belakang dan intensitasnya meningkat ketika malam hari
- Perubahan bentuk pada tulang belakang
- Terdapatnya tanda McConkey, yaitu benjolan tumpul pada bagian perut
PEMERIKSAAN OSTEOPOROSIS
Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk mendukung diagnostic osteoporosis antara lain (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015):
- Melakukan foto rontgen polos
- Melakukan pemeriksaan CT-Scan guna mengetahui ukuran densitas tulang yang menunjang diagnostik dari osteoporosis
- Melakukan pemeriksaan DEXA, pemeriksaan ini berfungsi mengetahui densitas tulang dan mengukur jumlah kehilangan tulang ringan hingga sedang (osteopenia) dan kehilangan tulang berat atau (osteoporosis)
- Pemeriksaan laboratorium
- Mengetahui kadar kalsium, fosfor, dan fosfat alkali untuk mengetahui apakah ada kelainan nyata pada tulang
- Kadar HPT (dilakukan pada wanita dengan kondisi pascamenopause, terjadinya peningkatan kadar HPT) dan Ct yang merangsang penurunan hormone ekstrogen
- Kadar 1,25-(OH) 2-D3, dengan situasi kadar kalsium yang menurun
- Mengetahui adanya gangguan pada ekskresi fosfat dan hidroksipolin, sehingga kedua kadarnya meningkat
APA KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI?
Komplikasi yang dapat terjadi apabila osteoporosis tidak segera ditangani adalah tulang akan menjadi panas serta rapuh. Beberapa kasus terdapat pula kondisi tulang patah dibeberapa bagian seperti tulang belakang, paha, pinggang, pergelangan, dan sebagainya (Yanti Anggraini & Hasian Leniwita, 2019).
BAGAIMANA PENGOBATANNYA?
Terapi pengobatan pada osteoporosis adalah bertujuan untuk meningkatkan kepadatan pada tulang. Beberapa diantaranya adalah dengan mengkonsumsi kalsium dan juga vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang. Selain itu terdapat pula terapi hormon dan non hormonal, yakni (Yanti Anggraini & Hasian Leniwita, 2019):
Terapi hormon
- Terapi hormon ini dikhususkan untuk lansia wanita yang telah mengalami menopause, dengan diberikannya terapi hormone estrogen serta progesteron yang dapat memperlambat atau bahkan menghentikan terjadinya proses osteoporosis
Terapi non hormonal
- Mengkonsumsi obat bisfosfonat
- Fungsi pokok dari obat jenis ini adalah menghancurkan sel-sel yang mampu merusak tulang, sehingga kerusakan dan penurunan masa otot tidak akan terjadi.
Etidronat
- Obat jenis ini merupakan preparate dari obat jenis bisfosfonat. Obat ini berfungsi untuk mengatasi osteoporosis.
Alendronat
- Obat jenis ini merupakan obat yang kerap kali diresepkan untuk wanita lansia pascamenopause yang mengalami osteoporosis. Namun, obat ini memiliki banyak efek samping terutama pada saluran pencernaan, sehingga harus dibutuhkan keputusan dokter untuk konsumsi obat jenis ini.
Kalsitriol
- Fungsi obat jenis ini adalah mencegah terjadinya penurunan masa tulang dan mencegah tulang patah akibat osteoporosis.
REFERENSI
Amin Huda Nurarif, & Hardhi Kusuma. (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Mediaction.