Pendahuluan
     Kajian Islam di dunia Barat telah berkembang pesat sejak abad ke-19. Awalnya, perkembangan ini didorong oleh minat para orientalis Barat terhadap dunia Islam dan Timur.Â
Berbeda dengan pendekatan kajian Islam di Timur yang lebih berfokus pada penguasaan materi klasik, studi Islam di Barat menggunakan pendekatan yang lebih ilmiah dan lintas disiplin, memandang Islam dari perspektif sosial, sejarah, dan budaya. Kajian ini meliputi berbagai aspek seperti teologi, hukum, sejarah, kebudayaan, bahasa, dan politik.Â
Kemajuan studi Islam di berbagai negara Barat menunjukkan beragam pendekatan, disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan akademis masing-masing negara.Â
Di Kanada dan Amerika Serikat, misalnya, studi Islam bertujuan mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan pemahaman yang lebih benar mengenai Islam. Sementara itu, di Eropa, khususnya Inggris dan Jerman, kajian ini dipengaruhi oleh orientalisme dan studi kebudayaan Timur.Â
Namun, perkembangan kajian Islam di Barat tidak terlepas dari tantangan ideologi dan politik. Beberapa akademisi mengungkapkan bahwa kajian ini kadang-kadang dipengaruhi oleh kepentingan politik Barat.Â
Meski begitu, ada juga upaya untuk membuka dialog antaragama dan memperdalam pemahaman tentang Islam. Saat ini, studi Islam di Barat telah menjadi bagian penting dari dunia akademis, dengan berbagai pendekatan yang semakin luas dan interdisipliner.
1.Studi Islam di negara Barat
    Studi Islam di Barat mulai berkembang pada abad ke-19, ketika para akademisi Barat mulai tertarik pada dunia Timur, khususnya Islam. Pada masa itu, pendekatan yang diambil berbeda dengan kajian Islam di Timur. Di Timur, studi lebih berfokus pada warisan klasik, sementara di Barat, Islam dipelajari sebagai fenomena sosial dan ilmiah.Â
Para akademisi Barat mempelajari berbagai aspek Islam seperti sejarah, hukum, teologi, Al-Qur'an, tasawuf, dan kebudayaan dengan kebebasan akademis yang luas. Beberapa negara dengan kajian Islam yang signifikan adalah Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jerman, dan Australia
a.Di Kanada, studi Islam dimulai di McGill University oleh Wilfred Cantwell Smith dengan tujuan mengurangi kesalahpahaman tentang Islam dan memberikan pemahaman yang benar kepada sarjana Barat.
b.Di Amerika Serikat, kajian ini terfokus pada sejarah, bahasa, sastra, dan ilmu sosial, dengan banyak studi dilakukan di pusat studi Timur Tengah.
c.Di Inggris, kajian Islam digabungkan di School of Oriental and African Studies (SOAS), yang menawarkan program studi hingga tingkat doktor.
d.Di Belanda, studi Islam setelah Perang Dunia II masih dipengaruhi oleh pandangan negatif bahwa Islam bertentangan dengan Kristen.
e.Di Jerman, kajian Islam dikenal sebagai Seminar Orientalis, yang fokus pada bahasa, budaya, dan agama, dengan tokoh-tokoh penting seperti Theodore Noldeke, Julius Wellhausen, dan Ignaz Goldziher.
f.Di Australia, kajian Islam dipengaruhi oleh mahasiswa Indonesia yang mengamalkan ajaran Islam melalui pengajian dan pertemuan kelompok muslim.
    Menurut Jean Jacques Waardenburg, kajian Islam di Barat terus berkembang sejak akhir abad ke-19, namun ia mencatat adanya tantangan metodologis yang disebabkan oleh faktor ideologi dan politik Barat. Beberapa sarjana Kristen berusaha membuka dialog dengan umat Islam, yang berkontribusi pada kajian yang lebih baik tentang Islam sebagai agama.
2.Kajian Islam di Barat
   Minat akademisi Barat terhadap kajian Islam mulai tumbuh pada abad ke-19, dipelopori oleh para orientalis. Meski demikian, hubungan antara Barat dan Islam sudah dimulai sejak abad ke-13, ketika pemikir Muslim seperti Ibn Sina dan Ibn Rusyd dipelajari di Eropa.
 Kajian Islam di Barat pada masa awal lebih berfokus pada filsafat dan ilmu pengetahuan, sementara di Timur, fokusnya pada penguasaan substansi dan warisan klasik Islam. Seiring waktu, kajian Islam di Barat semakin berkembang, mencakup berbagai bidang seperti Al-Qur'an, hadits, fikih, dan sejarah.
 Para orientalis mengkaji Islam dengan pendekatan kritis dan ilmiah, meneliti berbagai aspek seperti sejarah, hukum, teologi, tasawuf, bahasa, dan budaya. Tokoh-tokoh penting dalam kajian ini antara lain Philip K. Hitti, H.A.R. Gibb, Montgomery Watt, Joseph Schacht, David Power, dan A.J. Arberry.
3.Model Pendekatan Kajian Islam di Barat
 Ada empat pendekatan utama dalam studi Islam di Barat:
a.Pendekatan humaniora, yang melibatkan filsafat, filologi, linguistik, dan sejarah. Kajian hukum Islam, misalnya, dianalisis dengan pendekatan sejarah pemikiran hukum, seperti yang dilakukan Joseph Schacht.
b.Pendekatan teologi, yang menggunakan metode dari studi Alkitab dan sejarah gereja, yang awalnya dominan sebelum tahun 1960-an.
c.Pendekatan ilmu sosial, yang mencakup sosiologi, antropologi, politik, dan psikologi, diterapkan oleh tokoh-tokoh seperti Leonard Binder dan Clifford Geertz.
d.Pendekatan studi wilayah, seperti Middle Eastern Studies, Near Eastern Languages and Civilizations, dan South Asian Studies, yang fokus pada kajian interdisipliner terkait wilayah tertentu.
   Kajian Islam di Barat juga dibagi menjadi lima kategori: penguasaan bahasa Arab, studi teks, kajian sejarah, penelitian budaya dan agama Islam, serta kajian wilayah budaya Muslim yang lebih luas.
Kesimpulan
   Studi Islam di Barat telah mengalami perkembangan signifikan sejak abad ke-19, dipelopori oleh orientalis yang menggunakan pendekatan ilmiah dan lintas disiplin. Berbeda dengan kajian di Timur yang lebih berfokus pada materi klasik, kajian Islam di Barat memandang Islam sebagai fenomena sosial, sejarah, dan budaya.Â
Studi ini berkembang di berbagai negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jerman, dan Australia, dengan masing-masing negara memiliki fokus yang berbeda-beda.Â
Selain itu, terdapat empat pendekatan utama dalam kajian Islam di Barat: humaniora, teologi, ilmu sosial, dan studi wilayah, yang memberikan kerangka analisis yang lebih luas dan mendalam tentang Islam. Meskipun ada tantangan dari segi ideologi dan politik, studi Islam di Barat terus tumbuh, memperkaya pemahaman akademis tentang agama dan budaya Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H