Perkuliahan semester genap di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah berjalan. Di semester dua ini memiliki mata kuliah "Kewarganegaraan". Di mata kuliah ini, penulis kembali diajar oleh Bapak Edi Purwanto, M.Si. Beliau adalah dosen yang mengajar penulis di semester satu sebelumnya yang saat itu mata kuliahnya adalah "Pancasila".Â
Perkuliahan yang diajarkan oleh pak Edi Purwanto tidak berfokus hanya pada materi saja. Di semester dua ini beliau memberikan penugasan dengan cara terjun langsung ke lapangan, seperti misalnya mewawancarai seseorang secara langsung. Kemudian hasil wawancara tersebut dibuat menjadi sebuah artikel yang nantinya di upload di salah satu platform.
Dari hasil penugasan yang didapatkan, banyak sekali pembelajaran atau hikmah yang dapat diambil mulai dari penugasan pertama hingga penugasan yang terakhir. Maka dari itu, penulis akan menceritakan pengalaman dan hikmah yang didapat saat mengerjakan tugas-tugas di mata kuliah kewarganegaraan ini.
Pada penugasan yang pertama yaitu mewawancarai teman sekelas. Setelah mengerjakan tugas tersebut dan membaca beberapa artikel yang dibuat oleh teman penulis, penulis menyadari bahwa banyak sekali teman-teman penulis yang memiliki kisah yang luar biasa. Banyak pula teman penulis yang hebat diberbagai bidang.Â
Dengan membaca dan melihat kisah teman-teman penulis tersebut, dapat menjadikan penulis sebagai seseorang tidak merasa cepat puas dan menjadikan seseorang tidak perlu menyombngkan diri dengan cepat. Karena banyak sekali orang-orang hebat yang bahkan orang tersebut tidak menampakkannya atau menyombongkannya pada publik. Dan juga mengajarkan untuk terus berkembang dan mengejar berbagai prestasi yang didalami.
Untuk penugasan yang kedua dan ketiga yaitu mewawancari dan membuat artikel tentang orang tua. Dalam penugasan ini, penulis sering kali menangis saat membuat artikel tentang orang tua penulis. Karena banyak sekali perjuangan mereka yang mengharukan, menyedihkan, menyenangka, seru, dan lain sebagainya. Mereka banyak sekali pengalaman hidup saat mereka merasakan pada saat di titik atas dan juga mengalami pada saat di titik bawah mereka tetap menjalaninya dengan sabar, ikhlas, bersyukur, dan tawakkal.Â
Mereka tetap mengusahakan agar kebutuhan dan juga keperluan anak-anak mereka terpenuhi, meskipun ada pula yang tidak terpenuhi. Meskipun saat ini penulis telah berpisah dengan ibunya.Â
Hal tersebut tidak membuat penulis patah semangat dalam menjalani kehidupannya. Penulis akan tetap berusaha menjalani kehidupannya dengan semangat dan selalu terus berdoa untuk ibu penulis yang telah berbeda alam, dan juga ayah penulis yang masih berada di samping penulis, serta keluarga penulis yang lain yang terus menyemangati penulis.
Di materi yang keempat yaitu mewawancarai orang yang berbeda agama dengan penulis. Disini penulis banyak sekali keaneka ragaman perbedaan. Akan tetapi, perbedaan tersebut benar-benar indah jika dijalani dengan damai. Selain itu mereka mengajarkan untuk idup saling berdampingan, bertoleransi, menghormati, dan menghargai orang-orang yang berbeda.Â
Serta memperbolehkan orang-orang yang ingin membuka usaha di sekitar tempat ibadah mereka. Meskipun kaum mereka minoritas di kota penulis tinggal, mereka tetap menjaga kedamaian serta saling hidup bertoleransi. Yang juga membuat kota tempat tinggal penulis menjadi aman, tentram, damai, dan lain sebagainya.
Setelah beberapa bulan mendapatkan tugas, kemudian penugasan kelima yaitu mendekati bulan puasa Ramadhan. Penugasan di materi kelima ini yaitu membuat artikel tradisi menjelang Ramadhan. Akan tetapi, penulis tidak hanya membuat artikel menjelang Ramadhan, tetapi juga menceritakan tradisi menjelang akhir-akhir puasa Ramadhan.Â