2. Kesiapan finansial: Tidak harus kaya raya, tetapi memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga
3. Kesiapan spiritual: Memahami tujuan pernikahan dalam Islam, seperti membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah
4. Kesiapan komunikasi: Mampu membangun komunikasi yang sehat dengan pasangan
Dalam Islam, menikah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga menjadi ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, "mampu menikah" yang dimaksud tidak hanya secara fisik, tetapi juga mencakup kesiapan lainnya. Islam mendorong umatnya untuk berpikir matang sebelum menikah agar pernikahan tidak menjadi beban, melainkan menjadi barokah.
Pernikahan adalah keputusan besar yang harus diambil dengan hati-hati. Jangan sampai hanya karena "pengin nikah," seseorang melupakan pentingnya kesiapan. Menikah bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang komitmen, tanggung jawab, dan kerja sama yang panjang. Jadi, sebelum menikah, tanyakan pada diri sendiri: apakah aku benar-benar siap menikah, atau hanya sekadar ingin menikah? Pahami perbedaan ini, agar pernikahan yang kamu jalani menjadi ladang kebarokahan, bukan sekadar pemenuhan keinginan sesaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H