Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengurat luka,menyulam bahagia

30 November 2024   05:37 Diperbarui: 30 November 2024   05:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berulang kali hati dihujam duka,  

Mencoba tegar meski jiwa rapuh terjaga,  

Setiap kenangan menggurat lara,  

Namun senyuman tetap terpahat di muka.  

Di balik senja yang mulai renta,  

Tersimpan harap yang terus menganga,  

Walau badai datang silih berganti rupa,  

Aku bertahan, meski jiwa sering lupa.  

Kesekian luka mengukir cerita,  

Hati lelah tapi tak ingin menyerah pada nyata,  

Dalam gelap, doa tetap menyala,  

Berharap esok tak lagi ada air mata.  

Andai waktu bisa menyembuhkan segala,  

Kutinggalkan jejak derita yang tak terhingga,  

Lalu menata mimpi, meski tertatih langkahnya,  

Menyulam bahagia di ujung senyap yang sunyi tak bercahaya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun