Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setangkai Bunga Mawar

24 November 2024   08:28 Diperbarui: 24 November 2024   08:31 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di taman sunyi, tumbuh mawar merah  

Warnanya indah, bagaikan anugerah  

Harumnya lembut, hilangkan gundah  

Namun durinya tajam, tak lepas amarah  

Kelopak terbuka, seolah berserah  

Pada angin pagi yang tiada lelah  

Meski hujan turun menebar resah  

Ia tetap teguh, tak pernah menyerah  

Setangkai mawar di tangan yang megah  

Simbol cinta suci yang penuh berkah  

Namun bila salah, jadilah musibah  

Duri menyengat, tinggalkan keluh kesah  

Oh, mawar indah, dalam senyap gelisah  

Jadilah saksi di bawah cahaya rembah  

Meski dunia kadang terlampau marah  

Tetaplah bertahan, hingga waktunya pasrah  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun