Etika akademik dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari adab. Dalam tradisi keilmuan Islam, menghormati guru dan ilmu adalah hal yang sangat ditekankan. Imam Syafi'i pernah berkata:
"Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan kerendahan hati dan penghormatan kepada gurunya."
Seorang pelajar harus memuliakan gurunya, mendengarkan nasihatnya, dan menghargai setiap ilmu yang disampaikan. Hal ini mencakup tidak berdebat secara tidak santun, tidak meremehkan ilmu, serta menunjukkan rasa syukur atas ilmu yang telah diajarkan. Dengan menghormati guru, keberkahan ilmu akan semakin dirasakan.
4. Meluruskan Niat Ketika Menimba Ilmu
Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam menuntut ilmu, niat yang lurus sangat penting. Niatkan menuntut ilmu semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk kesombongan, mengejar popularitas, atau kepentingan duniawi semata. Dengan niat yang benar, ilmu yang didapatkan akan menjadi jalan menuju keberkahan hidup, baik di dunia maupun akhirat.
5. Bertanggung Jawab dalam Menyampaikan Ilmu
Etika akademik dalam Islam juga mencakup tanggung jawab dalam menyampaikan ilmu kepada orang lain. Rasulullah bersabda:
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Ilmu yang telah didapatkan harus diamalkan dan disampaikan dengan cara yang benar. Seorang akademisi atau pelajar harus memastikan bahwa ilmu yang disampaikan adalah ilmu yang valid, berdasarkan fakta, dan tidak menyesatkan. Hal ini mencakup tanggung jawab untuk menghindari penyebaran informasi yang keliru atau hoaks, baik dalam tulisan, lisan, maupun penelitian.