Saat waktu membeku dalam ruang sempit, Â di balik kaca jendela senyap, sunyi, Â
detik-detik terhenti, serasa mencekam, Â
di antara bayang-bayang kenangan yang gigih.
Salju putih menutupi jejak langkah, Â
membisu bumi dalam pelukan dingin, Â
angin berbisik lembut di telinga, Â
mengisahkan dongeng masa yang tak teringin.
Setiap helai dedaunan membeku, Â
menyimpan rindu dalam kristal beku, Â
semua rasa terkurung dalam es, Â
menggigil dalam keheningan yang tulus.
Langit kelabu tanpa batas harapan, Â
mentari enggan menyapa dinginnya pagi, Â
waktu seolah terperangkap, terhenti, Â
dalam detik yang tak beranjak pergi.
Namun di balik heningnya waktu, Â
ada keindahan yang tak terelakkan, Â
keabadian dalam kesederhanaan, Â
keindahan dalam keheningan murni.
Saat waktu membeku, hati merenung, Â
memaknai setiap helai kenangan, Â
sembari menunggu hangatnya sinar, Â
mengusir dingin, membangkitkan semangat.
Dan ketika waktu kembali mengalir, Â
semua beku mencair, menghidupkan rindu, Â
dalam hati terukir kisah abadi, Â
saat waktu membeku, cinta tetap menyala.