Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Waktu Membeku

26 Juni 2024   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2024   07:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat waktu membeku dalam ruang sempit,  di balik kaca jendela senyap, sunyi,  
detik-detik terhenti, serasa mencekam,  
di antara bayang-bayang kenangan yang gigih.

Salju putih menutupi jejak langkah,  
membisu bumi dalam pelukan dingin,  
angin berbisik lembut di telinga,  
mengisahkan dongeng masa yang tak teringin.

Setiap helai dedaunan membeku,  
menyimpan rindu dalam kristal beku,  
semua rasa terkurung dalam es,  
menggigil dalam keheningan yang tulus.

Langit kelabu tanpa batas harapan,  
mentari enggan menyapa dinginnya pagi,  
waktu seolah terperangkap, terhenti,  
dalam detik yang tak beranjak pergi.

Namun di balik heningnya waktu,  
ada keindahan yang tak terelakkan,  
keabadian dalam kesederhanaan,  
keindahan dalam keheningan murni.

Saat waktu membeku, hati merenung,  
memaknai setiap helai kenangan,  
sembari menunggu hangatnya sinar,  
mengusir dingin, membangkitkan semangat.

Dan ketika waktu kembali mengalir,  
semua beku mencair, menghidupkan rindu,  
dalam hati terukir kisah abadi,  
saat waktu membeku, cinta tetap menyala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun