Menurut penulis, tindakan yang dilakukan AS dengan menempatkan THAAD-nya di Korea Selatan kurang efektif dan justru menjadi bumerang bagi AS sendiri. Jika AS ingin menjadi penyeimbang kekuatan China di Asia Timur, AS dapat menarik simpati negara-negara kawasan tersebut agar menjadi sekutu, salah satunya dengan melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi dan militer, serta mengadakan forum diskusi guna membahas denuklirisasi di Korea Utara dan kestabilan kawasan.Â
Karena jika hanya mengandalkan sistem pertahanan rudal yang ditempatkan di Korea Selatan, maka akan memunculkan berbagai spekulasi yang berujung menjadi ketidakpercayaan negara kawasan bahwa ternyata tujuan AS menempatkan THAAD di Korea Selatan adalah untuk mencegah kekuatan China di kawasan alih-alih ingin mencegah ancaman rudal dan nuklir dari Korea Utara.Â
Namun, melihat karakteristik Donald Trump sebagai pemimpin AS saat ini cenderung tidak bisa ditebak, nampaknya AS tidak akan mencabut THAAD-nya dalam waktu dekat karena kepentingan nasional AS di kawasan tersebut masih tinggi.
Referensi
China's Ministry of Foreign Affairs. (2013, February 13). Wang Yi Talks about US's Plan to Deploy THAAD Missile Defense System in ROK. Diambil kembali dari China's Ministry of Foreign Affairs
Frater, P. (2016, August 4). China Reportedly Bans Korean TV Content, Talent. Diambil kembali dari Variety.
Haggard, S. (2017, January 11). The Most Important Story of 2017: China, South Korea, and THAAD. Diambil kembali dari Peterson Institute for International Economics
Lee, B. (2017). THAAD Deployment in South Korea: Militarism Leading to Political Regression. Diambil kembali dari Harvard International Review.
Mehta, A. (2016, February 25). PACOM Head Supports Exercises Near China, Talks THAAD. Diambil kembali dari Defense News
Morgenthau, H. J. (2005). Morgenthau, H. J. (2005). Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace. McGraw-Hill Education, 7 Edition.
Nye, J. S. (1999). Redefining the National Interest. Foreign Affairs, Vol. 78, No. 4 , 23.