Mohon tunggu...
Siti Badriyah
Siti Badriyah Mohon Tunggu... Dosen - siti badriyah

Mahasiswi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendayagunaan Cerita Rakyat Nusantara untuk Mengetahui Kapabilitas Anak pada Tahap Kognitif di Pondok Pesantren Al-Ishlah

19 Juni 2022   12:49 Diperbarui: 19 Juni 2022   13:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembinaan pada anak baik formal maupun non formal bukan lain bertujuan sebagai upaya pemberian rangsangan ilmu pengetahuan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak. 

Pada usia dini, anak-anak memiliki perkembangan aspek kognitif yang mengacu pada tahap kemampuan anak dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang didapatkannya. Semakin sering seorang anak diasah kognitifnya, maka kemampuan berpikir dalam memahami suatu hal semakin anak tersebut aktif dan kreatif. 

Pada usia 2---7 tahun, kemampuan berpikir kritis dan kreatif anak lebih mengedepankan imajinasi dan nalarnya dalam menghadapi hal baru. Oleh karenanya, media pembelajaran yang tepat memiliki peranan penting untuk membantu anak menstimulasi kemampuan kognitifnya. 

Dalam dunia pendidikan, perkembangan perkembangan kognitif ini merupakan aspek penting dalam perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan bagaimana anak mempelajari dan memikirkan lingkungannya (Marinda, 2020: 120). 

Penggunaan media pembelajaran dongeng pada anak tentu sangat membantu untuk memacu daya berpikir kritis, kreatif, dan imajinasinya. Melalui kegiatan mendongeng, anak-anak dapat berimajinasi menjadi apa saja bahkan dapat mengoptimalkan perkembangan karakter anak dalam mencapai kematangan berpikir. 

Terlebih dengan menggunakan media visual seperti video dan gambar puzzle, anak-anak akan membangun imajinasi dan kreatifitas dalam memecahkan sebuah masalah di kemudian harinya. 

Berdasarkan permasalahan tersebut pada hari Rabu, 26 Januari 2022. Mahasiswa Universitas Pamulang membentuk tim yang beranggotakan lima orang, mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Al-Islah, Cisauk. Kegiatan ini ditujukan pada anak usia sekitar 5---9 tahun dengan tujuan untuk meninjau kemampuan kognitif anak-anak melalui pembelajaran cerita rakyat nusantara dengan disertai implementasinya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 

Dalam membina dan membimbing kemampuan anak pada tahap kognitif melalui cerita rakyat nusantara, tim yang bertugas memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai materi yang akan disampaikan sebagai upaya pengenalan dan pendekatan diri kepada anak-anak dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. 

Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian kelompok menjadi empat kelompok dengan di dampingi tim yang bertugas. Mereka yang ditugaskan, akan memperlihatkan video cerita rakyat nusantara yang berbeda kepada anak-anak. Lalu, menyampaikan pesan apa saja yang terkandung dalam masing-masing cerita rakyat nusantara kepada anak-anak, sehingga anak-anak mampu memahami dan meneladaninya. 

Setelah anak-anak menyimak dan menonton video cerita rakyat nusantara, anak-anak diminta untuk menyusun puzzle yang bertemakan cerita rakyat yang tadi mereka tonton. Kemudian, anak-anak diarahkan untuk berkumpul kembali dan akan diberi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan apa yang sudah mereka tonton dan pahami mengenai cerita rakyat nusantara, baik dari segi pesan dan kejadian, maupun tokohnya. 

Kegiatan ini direspon baik dari anak-anak TPQ Pondok Pesantren Al-Ishlah. Pada praktiknya, anak-anak yang aktif menjawab dan berbicara dalam kegiatan ini adalah anak di usia 9 tahun, sedangkan anak di usia 5 tahun lebih cenderung memperhatikan dan mengamati apa yang sedang mereka pelajari. Dapat diketahui bahwa melalui cerita rakyat Nusantara dan permainan puzzle bergambar dapat menumbuhkembangkan kognitif pada anak. Semakin sering mengasah kognisi pada anak, maka daya imajinasi, inovasi, kritis, dan tanggap semakin bagus. 

Melalui hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan pembelajaran dengan menggunakan cerita rakyat nusantara dan permainan puzzle dalam meninhkatkan kognisi pada anak dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran baik formal maupun nonformal. Formal dalam artian di sekolah, dan nonformal dalam artian di lingkungan rumah. Bagi tim pengabdi selanjutnya, diharapkan dapat melakukan pengabdian dengan tema yang serupa namun dengan pengembangan metode dan media pembelajaran lainnya. 

    

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun