Kegiatan ini direspon baik dari anak-anak TPQ Pondok Pesantren Al-Ishlah. Pada praktiknya, anak-anak yang aktif menjawab dan berbicara dalam kegiatan ini adalah anak di usia 9 tahun, sedangkan anak di usia 5 tahun lebih cenderung memperhatikan dan mengamati apa yang sedang mereka pelajari. Dapat diketahui bahwa melalui cerita rakyat Nusantara dan permainan puzzle bergambar dapat menumbuhkembangkan kognitif pada anak. Semakin sering mengasah kognisi pada anak, maka daya imajinasi, inovasi, kritis, dan tanggap semakin bagus.Â
Melalui hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan pembelajaran dengan menggunakan cerita rakyat nusantara dan permainan puzzle dalam meninhkatkan kognisi pada anak dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran baik formal maupun nonformal. Formal dalam artian di sekolah, dan nonformal dalam artian di lingkungan rumah. Bagi tim pengabdi selanjutnya, diharapkan dapat melakukan pengabdian dengan tema yang serupa namun dengan pengembangan metode dan media pembelajaran lainnya.Â
  Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H