BANJIR SEBAGAI BENCANA LANGGANAN DI KABUPATEN KOTABARU
Kabupaten Kotabaru adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kotabaru yang terletak di Pulau Laut. Kabupaten Kotabaru merupakan Kabupaten terluas di Kalimantan Selatan, dengan luas wilayah 9.442,46 Km2 atau lebih kurang seperempat luas wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Kotabaru terbagi menjadi 21 kecamatan dan 192 kelurahan/desa.
Wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan dengan:
1. Utara dengan provinsi Kalimantan Timur
2. Timur dengan selat makasar
3. Selatan dengan laut Jawa
4. Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Dengan kondisi Kabupaten Kotabaru pada saat ini merupakan kawasan dengan rawan terhadap bencana alam yang dipengaruhi kondisi topografi dan geografis. Dengan kondisi topografi perbukitan kabupaten kotabaru memiliki jumlah Daerah Aliran Sungau (DAS) sebanyak 71 DAS yang bermuara ke pesisir laut sebelah selatan laut Jawa dan sebelah timur laut Makassar. Kecamatan pulau laut utara merupakan pusat perkotaan dengan jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi sangat kompleks dengan potensi bencana alam berupa banjir dan tanah lonsor dikala musim penghujan, selain faktor penataan kawasan dan permukiman hal ini juga dipengaruhi dengan kondisi topografinya.
Data Bencana Kabupaten Kotabaru Tahun 2018-2022
Tahun
Jenis Bencana
Banjir
Banjir Bandang
Tanah Longsor
Gelombang Pasang Laut
Angin Puting Beliung
Kebakaran Hutan/Lahan
Kekeringan (lahan)
2018
36
1
4
9
22
15
26
2019
13
1
5
8
8
14
2020
14
7
2
2021
15
2
1
1
2022
27
1
1
3
1
1
1
Sumber: BPS Kabupaten Kotabaru
Dari data diatas dapat dilihat bahwa bencana alam yang sering terjadi selama 5 tahun terakhir adalah banjir. Selain banjir, bencana yang selalu terjadi disetiap tahunnya juga tanah longsor dan kebakaran hutan/lahan. Namun, frekuensinya tidak sesering banjir. Warga menyebutkan, kejadian banjir terparah ada ditahun 2022, yang mana seluruh akses jalan dan permukiman ditutup oleh genangan air.
Menurut Ketua Komisi I DPRD Kotabaru dari Fraksi PDI-P, Gewsima Putra Mega penyebab utama banjir tak kunjung selesai karena saluran air yang tidak proporsional. "Coba perhatikan saja drainase di wilayah Kecamatan Pulau Laut Utara, mulai dari kantor Capil sampai ke jalan Veteran seperti apa, belum lagi drainase yang ada di perumahan," ungkapnya. Selain itu, program normaliasi sungai di wilayah Pulau Laut Utara tidak ada lagi dalam berapa tahun ini. Mengakibatkan pendangkalan sungai. Seperti di aliran sungai Baharu, Misaya, Gor dan Sungai Taib. Penegakan Perda untuk bangunan di pinggir sungai juga tidak pernah terlihat, sehingga sungai tertutupi dengan bangunan rumah.
Persoalan banjir di Kabupaten Kotabaru masih dalam upaya penanganan, setelah dilakukan hearing di DPRD yang diikuti instansi terkait termasuk Dinas PUPR dalam mencari solusi mengatasi banjir di Kotabaru. Upaya pengerukan sungai di tengah kota tidak mungkin untuk dilakukan dengan alat berat. Namun, jika dengan menggunakan cara manual masih bisa dikerjakan. Terlebih saat ini kondisi bantaran sungai di tengah kota sudah sempit dan sudah penuh dengan bangunan rumah warga, sehingga tidak memungkinkan untuk dimasuki alat berat.