1
1
Sumber: BPS Kabupaten Kotabaru
Dari data diatas dapat dilihat bahwa bencana alam yang sering terjadi selama 5 tahun terakhir adalah banjir. Selain banjir, bencana yang selalu terjadi disetiap tahunnya juga tanah longsor dan kebakaran hutan/lahan. Namun, frekuensinya tidak sesering banjir. Warga menyebutkan, kejadian banjir terparah ada ditahun 2022, yang mana seluruh akses jalan dan permukiman ditutup oleh genangan air.
Menurut Ketua Komisi I DPRD Kotabaru dari Fraksi PDI-P, Gewsima Putra Mega penyebab utama banjir tak kunjung selesai karena saluran air yang tidak proporsional. "Coba perhatikan saja drainase di wilayah Kecamatan Pulau Laut Utara, mulai dari kantor Capil sampai ke jalan Veteran seperti apa, belum lagi drainase yang ada di perumahan," ungkapnya. Selain itu, program normaliasi sungai di wilayah Pulau Laut Utara tidak ada lagi dalam berapa tahun ini. Mengakibatkan pendangkalan sungai. Seperti di aliran sungai Baharu, Misaya, Gor dan Sungai Taib. Penegakan Perda untuk bangunan di pinggir sungai juga tidak pernah terlihat, sehingga sungai tertutupi dengan bangunan rumah.
Persoalan banjir di Kabupaten Kotabaru masih dalam upaya penanganan, setelah dilakukan hearing di DPRD yang diikuti instansi terkait termasuk Dinas PUPR dalam mencari solusi mengatasi banjir di Kotabaru. Upaya pengerukan sungai di tengah kota tidak mungkin untuk dilakukan dengan alat berat. Namun, jika dengan menggunakan cara manual masih bisa dikerjakan. Terlebih saat ini kondisi bantaran sungai di tengah kota sudah sempit dan sudah penuh dengan bangunan rumah warga, sehingga tidak memungkinkan untuk dimasuki alat berat.