Memang tidak ada perbedaan pelayanan pada hari lebaran, tetapi penyesuaian diri dengan tanggung jawab ratusan paket dalam sehari membuat para kurir cukup tertekan. Belum lagi, banyaknya kasus paket hilang entah dari gudang atau saat pengantaran.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh salah satu kurir di SPX Express Jakarta Pusat, Fajar, dirinya menjelaskan bahwa banyak pelanggan yang protes langsung kepada kurir atas hilangnya paket tersebut. Namun, tergantun apakah itu paket COD (Cash on Delivery) atau bukan.Â
Jika paket COD, pelanggan tidak protes karena mereka tidak membayar apapun ke pihak kurir dan sebaliknya. Pihak kurir lah yang membayar atas hilangnya paket kepada pihak e-commerce. Hal tersebut berlaku juga untuk kasus paket non-COD, bedanya pihak kurir yang membayar pada pelanggan sesuai dengan harga paket yang hilang. Fajar pun pernah berpengalaman pada kasus hilangnya paket ini.
"Waktu saya keluar dari gudang tata paket, saya masukin plastik. Saya rapikan dan masih ada. Saat saya sudah sampai ke alamat tujuan, paketnya tidak ada. Ya, kemungkinan jatuh saat saya keliling antar paket, karena bentuk paketnya kecil banget." jelasnya. Ada pun perbedaan ukuran paket bagi kurir Rider dan Driver. Driver sendiri biasanya berbasis mobil, jadi khusus pengantaran paket-paket berukuran besar.Â
Penghasilan yang bisa dibilang cukup dengan tanggung jawab yang besar membuat mereka semakin merasa ketakutan saat proses pengiriman. Bonus lebaran yang didapatkan pun terbatas dan tergantung sesuai dengan minimal paket yang ditentukan. Insentif untuk kurir yang hadir dan mengantarkan minimum 15 paket akan mendapakan Rp25.000/hari target 15 paket terkirim. Kenaikan bonus seringkali terjadi ketika hari-hari besar ataupun even promo dari pihak e-commerce.
Banyaknya protes yang disampaikan pada pelanggan terhadap kurir menjadikan mereka semakin terbiasa menghadapi macam-macam pelanggan. Bahkan, permintaan pembatalan paket karena keterlambatan pun sering terjadi. Namun, hal tersebut jusru mereka jadikan sebagai api semangat untuk melakukan jasanya dengan lebih giat lagi secara ikhlas, bukan menjadi hambatan dan bersikap tak peduli.Â
"Banyak banget kak suka duka jadi kuri gini. Saya jadi kurir dari 2020, kurang lebih 4 tahuu lah. Sudah pindah dari berbagai ekspedisi juga. Ya, setengah-setengah lah suka dan duknya. Tapi, saya tetap menikmati pekerjaan ini."
Beberapa pelanggan pun dirasa sudah cukup mengerti atas keterlambatan pengiriman paket selama menjelang lebaran ini karena trafik yang tinggi. "Wajar sih, orang-orang kan lagi pada cuti ya. Apalagi di Indonesia mayoritas Muslim yang lagi merayakan lebaran. Jadi, saya menghargai saja", kata Muni salah satu pelanggan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H