Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Mengenai Penilaian dan Evaluasi

26 April 2020   16:34 Diperbarui: 26 April 2020   16:34 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


2. Pengamatan/observasi terhadap perilaku
Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditampilkan selama proses pembelajaran. Pengamatannya seperti contohnya dalam pembelajaran seperti tes praktek yakni pelajaran pendidikan jasmani yakni yang dinilai dari aspek intensitas, frekuensi, teknik, taktik dan kualitas gerak yang ditampilkan oleh siswa dalam mempraktekkan salah satu keterampilan gerak dalam pendidikan jasmani. Peserta didik yang dapat mengaplikasikan tersebut diberi skor 1-100 sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3. Penugasan
Penugasan disini dapat berupa pekerjaan rumah atau portofolio mengenai pengetahuan tentang materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Tugas tersebut diberikan sebagai cara guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami pelajaran tersebut dan juga menjadi umpan balik bagi peserta didik. Portofolio merupakan karya-karya peserta didik mengenai bidang tertentu yang diorganisasikan untuk menegtahui minat, perkembangan, kreativitas dari peserta didik itu sendiri.

4. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes kognitif atau tes tentang pengetahuan siswa dalam pelajaran tertentu. Tes ini dapat diberikan pada waktu tertentu yakni saat ulangan tengah semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes yang diberikan dapat juga berbentuk kuis.

5. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan langsung dengan tatap muka antara guru/penguji dengan peserta didik.

6. Jurnal
Jurnal adalah catatan pendidik selama proses belajar mengajar yang bersisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan atau kelemahan peserta didik yang dikaitkan dengan kinerja maupun sikap dalam pembelajaran seperti sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, demokratis, dan sebagainya. Semua hal tersebut dapat diukur melalui pengamatan perilaku yang dipandu dengan peedoman pengamatan perilaku.

Berikut beberapa panduan yang berasal dari praktik-praktik guru yang efektif yang seharusnya dipertimbangkan:

1. Mencari cara untuk menangani kecemasan
Beberapa siswa (seringkali lebih banyak dari yang dicurigai guru) mengalami tingkat kecemasan tes yang dapat mencegah mereka mengerjakan tes sebaik yang mereka bisa. Kondisi situasi pengetesan sangat penting dan dapat mempengaruhi kineja siswa. Guru harus memahami kondisi ini. Salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk menurunkan rasa kecemasan siswa jika akan mengerjakan tes yakni membantu siswa rileks sebelum situasi tes. Guru dapat memberikan humor mencoba melepaskan diri dari ketegangan situasi tes. Selain itu, guru juga dapat memberikan metode relaksasi sederhana, seperti mengarahkan kepada siswa agar refleksi sejenak atau bernafas dalam-dalam. Menyisihkan periode perintah untuk membantu siswa belajar mengatur langkah mereka dalam mengerjakan butir-butir soal, bagaimana cara mengatur waktu, bagaimana membuat kerangka karangan saat akan menjawab soal esai sebelum ditulis. Hal tersebut telah terbukti membantu menurunkan rasa kecemasan mereka dan meningkatkan kinerja mereka dalam mengerjakan tes.

2. Mengorganisasi lingkungan belajar demi pengerjaan tes yang kodusif
Lingkungan fisik untuk pengerjaan tes seharusnya diberikan ruang yang cukup untuk melakukan pekerjaan mereka. Lingkungan tes juga harus nyaman, tenang, dan bebas dari gangguan. Hal ini juga dapat membantu meminimalisir pencontekan.

3. Membuat rutinitas dan perintah yang jelas untuk tes
Contohnya, dalam membagikan tugas atau lembar soal sebaiknya dalam posisi terbalik. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang sama kepada setiap siswa untuk mengerjakan tes dan juga prosedur seperti ini dapat memberikan kesempatan kepada guru atau pengawas untuk meninjau kembali perintah-perintah setiap bagian tes, tugas-tugas yang harus mereka kerjakan, serta memberikan siswa panduan berapa lama harus mengerjakan setiap bagian.

4. Menghindari persaingan dan tekanan waktu yang tidak semestinya
Kompetisi makin terlihat jelas selama situasi pengetesan. Guru dapat menggunakan berbagai alat untuk mengurangi efek merusak dari kompetisi seperti menentukan nilai berdasarkan kriteria, membuat nilai akhir sebuah pelajaran bergantuk pada banyak contoh pekerjaan, tidak hanya satu atau dua tes, dan melakukan diskusi terbuka dengan siswa mengenai kompetisi dan efeknya pada pembelajaran.

5. Memberikan siswa waktu yang cukup
Memberikan siswa waktu yang cukup untuk mengerjakan tes sangatlah penting jika guru ingin siswa berhasil dalam tesnya. Kecuali dalan tes misalnya lari 100 meter yang memang dibuat seperti sedemikian rupa untuk mengetes seberapa cepat siswa dapat berlari 100 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun