Teori ini juga menyatakan bahwa banyak hal yang dipelajari manusia berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Karena sebagian besar manusia belajar dari pengamatan dan memasukkan dalam memori. Seperti pengamatan perilaku menyalakan korek api, makan menggunakan sendok, membuka botol dan kemudian meletakkan pengamatan tersebut ke dalam memori jangka panjang. Jadi, pembelajar harus memperhatikan aspek-aspek penting dari yang akan dipelajari, pembelajar harus mengingat perilaku tersebut, pembelajar harus mampu mereproduksi atau menampilkan perilaku tersebut. Berikut merupakan prinsip dari teori kognitif sosial yang kemudian diterjemahkan ke dalam perilaku pengajaran:
a. Menggunakan strategi untuk memperoleh perhatian dari siswa
b. Memastikan bahwa pengamatan tidak terlalu kompleks
c. Mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa
d. Menggunakan praktik untuk memastikan retensi jangka panjang
e. Memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, sehingga siswa akan termotivasi untuk mereproduksi atau menggunakan perilaku tersebut.
3. Penelitian Efektivitas Guru
Dukungan empiris bagi model pengajaran langsung berasal dari berbagai bidang. Akan tetapi, dukungan empiris yang paling jelas untuk efektivitas kelas berasal dari penelitian efektivitas guru yang salah satunya menjelaskan hubungan antara perilaku guru dan prestasi siswa. Contohnya dalam sebuah percobaan Stallings dan Kaskowith tahun 1974 yang meneliti kelas dimana ada 116 kelas yang diamati peningkatan prestasi matematika dan membaca.Â
Beberapa ada yang menggunakan program pembelajaran terstruktur dan formal, sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan informal yang dikaitkan dengan gerakan waktu kelas yang terbuka. Kemudian, hasilnya adalah bahwa guru yang memiliki kelas yang terorganisir secara terstruktur dan pengajaran formal lebih baik dan berprestasi dalam keterampilan dasar daripada guru yang menggunakan pendekatan informal dan kurang diarahkan guru.
Lalu, bagaimana melaksanakan pengajaran langsung? Sebelum kita melaksanakan pengajaran langsung kita harus memperhatikan langkah pertama yakni, merencanakan pengajaran langsung, langkah kedua, menyiapkan tujuan pengajaran langsung, langkah ketiga, melaksanakan pengajaran langsung.
1. Merencanakan Pengajaran Langsung
Sebenarnya model pengajaran langsung khususnya dirancang untuk meningkatkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan faktual yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan cara bertahap dan membantu siswa untuk menguasai pengetahuan prosedural yang dibutuhkan untuk menampilkan keterampilan sederhana dan kompleks. Model pengajaran langsung dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran, khususnya pelajaran yang lebih kepada kinerja, seperti membaca, menulis, memainkan music, dan pendidikan olahraga, cara  membaca objek menggunakan mikroskop, membaca peta, dan sebagainya. Karena hal ini memang harus menggunakan metode pengajaran langsung.
2. Menyiapkan Tujuan
Ketika menyiapkan tujuan untuk pelajaran pengajaran langsung, format perilaku yang lebih khusus biasanya menggunakan pendekatan yang disukai. Tujuan yang baik harus berpusat pada siswa dan lebih spesifik. Jadi, tujuannya harus dibuat secara jelas, akurat, dan tepat.
3. Melaksanakan Pengajaran Langsung
A. Memberikan tujuan dan membuka pelajaran
Guru dapat menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian membuka pelajaran, dan memperoleh atensi dari siswa. Tujuan pembelajaran dapat ditulis di papan oleh guru ataupun siswa memperoleh berupa lembaran yang dibagikan. Mereka juga harus diberi informasi alur pembelajaran yang akan dilaksankaan serta berapa lama waktu yang akan dihabiskan. Perilaku guru pada tahap ini yakni guru mendapatkan perhatian siswa dan memastikan mereka siap untuk belajar dengan mengulangi kembali tujuan pelajaran, memberikan informasi dasar, dan menjelaskan mengapa pelajaran itu penting.
B. Melaksanakan demonstrasi