Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajar dengan Metode Pengajaran Langsung Lebih Terstruktur

9 April 2020   14:05 Diperbarui: 9 April 2020   17:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salam, buat para pembaca kompasiana. Tetap dirumah ya, jaga kesehatan, kita bantu untuk memutus rantai penyebaran corona #dirumajaha #covid19 stay dirumah aja ya:)

Nah buat kalian calon guru, nih aku kasi beberapa pengetahuan tentang belajar untuk mengajar. Oke langsung simak yaaa. Semoga bermanfaat:)

Hal pertama yang diawali siswa yakni mampu membaca sandi pesan-pesan lisan maupun tulis, mencatat, dan meringkas. Mereka harus memiliki keterampilan dasar yang berkaitan dengan logika seperti menarik kesimpulan sebuah data atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Karena keterampilan kognitif dan juga fisik merupakan suatu landasan dasar bagi pembelajaran. 

Nah, sebelum siswa dapat melakukan hal tersebut, mereka harus menguasai dasar dalam menyusun kalimat, pengoreksian dalam penggunaan kata, bahkan mendapatkan disiplin diri yang memang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas menulis. Yang terpenting yakni, apapun yang akan kita pelajari, maka kita harus mengetahui seluk-beluk mekanis sebelum kegunaannya. Pengajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran. Terkadang model ini disebut juga pengajaran aktif (Good, Grouws, & Ebmeier, 1983), pengajaran keahlian (Hunter, 1982), pengajaran eksplisit (Rosenshine dan Stevens, 1986).

Pengajaran langsung adalah model yang terpusat pada guru yakni dengan beberapa tahap seperti membuka pelajaran, penjelasan, dan/ atau demonstrasi, latihan terbimbing, balikan, dan latihan lanjut. Jadi, pengajaran langsung ini lebih berorientasi pada tugas pembelajaran akademis dan bertujuan agar siswa tetap aktif terlibat.

Apa sih tujuan dari pengajaran langsung?
Yak, jadi tujuannya yakni untuk mencapai dua hal yang utama: penguasaan dari pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan penguasaan semua jenis keterampilan. Jadi, pengajaran langsung ini memang ditujukan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang diajarkan tahap demi tahap.

Baik, berikut merupakan gambaan dari pengajaran langsung.
A. Jenis hasil pembelajaran yang dihasilkan
B. Sintaksis atau keseluruhan alur kegiatan pengajaran
C. Lingkungan pembelajarannya

Tiga tradisi teoretis yang memberikan rasional bagi penggunaan pengajaran langsung secara modern:

1. Teori Perilaku
Teori ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengajaran langsung. Para ahli teori dan peneliti mengatakan teori perilaku karena mereka berminat mempelajari perilaku manusia yang dapat diamati daripada hal-hal yang tidak dapat diamati, seperti pikiran dan kognisi manusia. 

Teori ini juga mengatakan bahwa manusia belajar untuk bertindak dengan cara tertentu sebagai respons terhadap konsekuensi positif dan negatif. Guru yang mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku merancang tujuan yang menjabarkan dengan presisi perilaku-perilaku yang meeka ingin dipelajari siswa; memberikan pengalaman-pengalaman belajar, seperti latihan, di mana pembelajaran siswa dapat dipantau dan balikan dapat diberikan; dan memberikan perhatian khusus pada cara mengajar perilaku-perilaku dalam kelas.


2. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial pada awalnya disebut teori pembelajaran sosial untuk membantu mempelajari aspek pembelajaran manusia yang tidak dapat diamati seperti pikiran dan kognisi. Teori kognitif sosial membuat pembedaan antara pembelajaran (cara memperoleh pengetahuan) dan kinerja (perilaku yang dapat diamati). 

Teori ini juga menyatakan bahwa banyak hal yang dipelajari manusia berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Karena sebagian besar manusia belajar dari pengamatan dan memasukkan dalam memori. Seperti pengamatan perilaku menyalakan korek api, makan menggunakan sendok, membuka botol dan kemudian meletakkan pengamatan tersebut ke dalam memori jangka panjang. Jadi, pembelajar harus memperhatikan aspek-aspek penting dari yang akan dipelajari, pembelajar harus mengingat perilaku tersebut, pembelajar harus mampu mereproduksi atau menampilkan perilaku tersebut. Berikut merupakan prinsip dari teori kognitif sosial yang kemudian diterjemahkan ke dalam perilaku pengajaran:

a. Menggunakan strategi untuk memperoleh perhatian dari siswa
b. Memastikan bahwa pengamatan tidak terlalu kompleks
c. Mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa
d. Menggunakan praktik untuk memastikan retensi jangka panjang
e. Memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, sehingga siswa akan termotivasi untuk mereproduksi atau menggunakan perilaku tersebut.

3. Penelitian Efektivitas Guru
Dukungan empiris bagi model pengajaran langsung berasal dari berbagai bidang. Akan tetapi, dukungan empiris yang paling jelas untuk efektivitas kelas berasal dari penelitian efektivitas guru yang salah satunya menjelaskan hubungan antara perilaku guru dan prestasi siswa. Contohnya dalam sebuah percobaan Stallings dan Kaskowith tahun 1974 yang meneliti kelas dimana ada 116 kelas yang diamati peningkatan prestasi matematika dan membaca. 

Beberapa ada yang menggunakan program pembelajaran terstruktur dan formal, sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan informal yang dikaitkan dengan gerakan waktu kelas yang terbuka. Kemudian, hasilnya adalah bahwa guru yang memiliki kelas yang terorganisir secara terstruktur dan pengajaran formal lebih baik dan berprestasi dalam keterampilan dasar daripada guru yang menggunakan pendekatan informal dan kurang diarahkan guru.

Lalu, bagaimana melaksanakan pengajaran langsung? Sebelum kita melaksanakan pengajaran langsung kita harus memperhatikan langkah pertama yakni, merencanakan pengajaran langsung, langkah kedua, menyiapkan tujuan pengajaran langsung, langkah ketiga, melaksanakan pengajaran langsung.

1. Merencanakan Pengajaran Langsung

Sebenarnya model pengajaran langsung khususnya dirancang untuk meningkatkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan faktual yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan cara bertahap dan membantu siswa untuk menguasai pengetahuan prosedural yang dibutuhkan untuk menampilkan keterampilan sederhana dan kompleks. Model pengajaran langsung dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran, khususnya pelajaran yang lebih kepada kinerja, seperti membaca, menulis, memainkan music, dan pendidikan olahraga, cara  membaca objek menggunakan mikroskop, membaca peta, dan sebagainya. Karena hal ini memang harus menggunakan metode pengajaran langsung.

2. Menyiapkan Tujuan
Ketika menyiapkan tujuan untuk pelajaran pengajaran langsung, format perilaku yang lebih khusus biasanya menggunakan pendekatan yang disukai. Tujuan yang baik harus berpusat pada siswa dan lebih spesifik. Jadi, tujuannya harus dibuat secara jelas, akurat, dan tepat.

3. Melaksanakan Pengajaran Langsung
A. Memberikan tujuan dan membuka pelajaran

Guru dapat menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian membuka pelajaran, dan memperoleh atensi dari siswa. Tujuan pembelajaran dapat ditulis di papan oleh guru ataupun siswa memperoleh berupa lembaran yang dibagikan. Mereka juga harus diberi informasi alur pembelajaran yang akan dilaksankaan serta berapa lama waktu yang akan dihabiskan. Perilaku guru pada tahap ini yakni guru mendapatkan perhatian siswa dan memastikan mereka siap untuk belajar dengan mengulangi kembali tujuan pelajaran, memberikan informasi dasar, dan menjelaskan mengapa pelajaran itu penting.

B. Melaksanakan demonstrasi

Agar efektif dalam pembelajaran, guru harus menguasai terlebih dahulu konsep ataupun keterampilan sebelum mendemonstrasikan kepada siswa. Guru harus memahami secara mendalam apa yang akan diajarkan kepada siswa. Kemudian, mengajarakannya secara teliti, tahap demi tahap secara perlahan agar siswa mampu memahami dan tanpa membuat siswa melakukan hal yang keliru atau tidap tepat (melakukan hal yang tidak perlu) hal ini lebih efektif dalam proses pengajaran langsung.

C. Memberikan latihan terbimbing

Latihan terbimbing ini bertujuan untuk meningkatkan atensi siswa, membuat keterampilan menjadi lebih otomatis, dan meningkatkan transfer ke situasi yang baru. Langkah yang terpenting dalam model pengajaran langsung yakni cara guru mendekati latihan terbimbing. Bagaimana caranya?

1.  Guru harus mampu menyampaikan jumlah latihan yang singkat namun bermakna, karena pada kenyataannya siswa diberi tugas banyak namun belum tentu ia menguasai keterampilan-keterampilan yang penting. 

2. Memberikan latihan untuk meningkatkan pembelajaran terus menerus, jadi, siswa dapat dilatih dengan banyak berlatih secara tahap demi tahap dari awal hingga terus menerus hingga ia ahli, namun guru harus memperhatikan dan berhati-hati, karena belajar terus menerus dapat menjadi monoton serta mengurangi motivasi belajar siswa. 

3.Waspada terhadap keuntungan dan kerugian dari latihan terkumpul (berkelanjutan) dan terdistribusi (terbagi dalam segmen), pada dasarnya latihan terkumpul biasanya direkomendasikan untuk pembelajaran keterampilan baru, dengan peringatan bahwa periode latihan yang panjang dapat menyebabkan kebosanan dan kelelahan. Sedangkan, latihan terdistribusi paling efektif untuk menghaluskan keterampilan yang sudah dikenal, lagi-lagi dengan peringatan bahwa waktu interval antara segmen latihan tidak terlalu lama, sehingga siswa lupa atau mundur dan harus mulai dari awal lagi.

4. Memperhatikan tahap-tahap awal latihan, tahap awal latihan disini penting karena selama periode inilah secara tak sadar pembelajar mulai menggunakan teknik yang tidak tepat yang seharusnya tidak dipelajari.

D. Memeriksa Pemahaman dan Memberikan Balikan

Biasanya fase ini disebut fase hafalan. Biasanya guru sering menanyakan langsung kepada siswa dan siswa langsung menjawab dengan mendemonstrasikan keterampilan atau sub-keterampilan tertentu. Hal yang dilakukan oleh guru yakni memeriksa untuk melihat apakah siswa berkinerja secara benar dan memberikan balikan. Tugas terpenting bagi guru pada tahap ini yakni memberikan balikan dan pengetahuan akan hasil kepada siswa. Balikan yang diberikan dapat berupa secara lisan, dengan merekan audio atau video kinerja, dengan mengetes, ataupun melalui komentar tertulis. Karena tanpa pengetahuan akan hasil (balikan), latihan tidak ada artinya bagi siswa.

E. Memberikan latihan mandiri

Latihan mandiri dapat berupa melalui tugas duduk atau pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah seringkali merupakan kelanjutan latihan dan seharusnya melibatkan kegiatan yang dapat ditampilkan siswa dengan sukses. Maksudnya adalah latihan mandiri dapat memberikan siswa kesempatan menampilkan keterampilan yang baru yang diperoleh secara mandiri dan juga dapat sebagai cara memperluas kesempatan belajar. Hal yang dilakukan oleh guru yakni mengatur kondisi untuk latihan yang lebih luas dengan perhatian untuk mentransfer keterampilan ke situasi yang lebih kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun