Mohon tunggu...
siti Aniroh
siti Aniroh Mohon Tunggu... -

Seorang pengidap kanker payudara yang kini aktif mendampingi pasien pasien kanker di yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cancer Club CISC Yogyakarta

14 Mei 2010   09:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta. Saya memiliki ikatan yang begitu besar dengan kota ini. Kepindahan kami ke sini bukanlah sebuah keputusan yang salah. Suasana kampung yang jauh dari hiruk pikuk dan kemacetan telah membebaskan saya dari sebagian persoalan yang saya hadapi setelah lebih dari sepuluh tahun bercokol di kota metropolitan.

Slogan ”Yogyakarta Berhati Nyaman” sungguh menyentuh ritme kehidupan saya saat ini, meski saya pun merasakan bahwa Yogya sudah tidak senyaman belasan tahun yang lalu saat saya dikirim oleh orangtua untuk sekolah di sini. Apapun itu, paling tidak saat ini keluarga kami sudah tidak tergantung pada air conditioner dan water treatment. Polusi di sini tidak setinggi Jakarta. Di pagi hari, saya masih bersentuhan dengan embun pagi dan kabut. Tak hanya itu, burung-burung, kupu-kupu bahkan lebah masih berkeliaran di sekitar rumah kami. Di kebun kecil belakang rumah kontrakan kami, Awan memelihara 2 ekor ayam. Saya pun masih menikmati menanam kemangi, aneka macam sirih, cabe, pisang, mangga dan juga pepaya. Tak ketinggalan juga ubi jalar yang rebusan daunnya sangat bermanfaat untuk kesehatan. Tak kalah serunya jika malam hari tiba, suara gemericik sungai dekat kami tinggal terdengar merdu, terlebih saat jangkrik dan kodok sawah juga ikut bersahutan menyanyikan lagu kehidupan.

Oh indahnya!

Saya sangat terkesiap ketika ada seorang teman yang bertanya, ”Mana kiprahnya CISC Yogya??Nggak kedengeran tuh!”

Sebelum menjawab pertanyaan itu, ijinkan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada CISC yang setelah sekian tahun mengijinkan saya mengatasnamakan diri menjadi bagian dari CISC.

Genap 9(sembilan) bulan saya menginjakkan kaki di Yogya. Usia seorang ibu yang mengandung tentunya sudah siap untuk melahirkan di usia tersebut. Apa yang saya lakukan selama 9 bulan? Berdiam diri? Menikmati nyamannya Yogya? Lupa bahwa di pundak saya ada nama besar dan tanggung jawab yang besar dari organisasi nirlaba bernama CISC?

Jawabannya TIDAK.

Sejak Januari 2010, pintu rumah kontrakan kami terbuka untuk sahabat dan keluarga penyintas kanker. Saya mempersilahkan mereka datang selepas maghrib, mengingat pagi hingga sore hari saya mengurus Awan sekolah, menjemputnya, mengantar les dsb.dsb.

Mereka bertanya banyak bagaimana berdamai kanker.Kadang, jam di ruang tamu kami jarumnya menunjukkan jam 11 malam dan mereka belum berpamitan juga he he he. Ini saya namakan SMALL support group. Saya tidak bicara tentang penyakit layaknya dokter Jakarta yang hadir di tengah-tengah support group. Saya hanya meredam gejolak perasaan mereka karena baru berkenalan dengan kanker.

Di sela-sela jam antar jemput Awan, saya pun menyempatkan mengunjungi beberapa pasien yang saya kenal dan sedang menjalani treatment.

Tidak hanya itu. Pulsa telfon saya pun meledak, banyaknya sms yang masuk sekedar bertanya yang menurut saya itu-itu saja. Tapi apa saya harus mendiamkannya? Oh tidak. Sms yang berbau kebingungan tak jarang berubah jadi plesetan dan guyon di antara kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun