Sekolah Qoryah Thoyyibah di Kalibening, Salatiga, Â Jawa Tengah adalah salah satu contohnya. Bahkan sekolah ini memiliki visi "Mewujudkan masyarakat tani yang tangguh yang mampu mengelola dan mengontrol segala sumber daya yang tersedia beserta seluruh potensinya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kelestarian lingkungan serta kesetaraan laki-laki dan perempuan".
Sayangnya sekolah seperti Qoryah Thoyyibah belum banyak didirikan. Di kota-kota besar kita memang bisa menjumpai sekolah yang menyebut diri mereka sebagai sekolah alternatif. Ada juga yang menamakan sekolah tersebut dengan sekolah alam. Tetapi sekolah-sekolah ini rata-rata biayanya mahal. Sehingga hanya kelompok tertentu saja yang bisa menjangkaunya.
Kondisi seperti itu bisa disikapi dengan menyekolahkan anak di sekolah formal yang terjangkau. Orangtua bisa menambahkan materi khusus pada anak. Bisa tentang pertanian, peternakan. Keluarga pedagang juga bisa mengenalkan urusan dagang pada anak. Sehingga anak akan tumbuh dengan wawasan yang luas, paham tentang pertanian, peternakan, perdagangan, tak sekedar memahami pelajaran yang diajarkan guru di sekolah.
Orangtua tampaknya perlu kebaruan dalam memandang pendidikan anak. Bersekolah di mana pun, di sekolah favorit atau di sekolah pinggiran, sepanjang bisa berkumpul dengan teman-temannya anak akan tetap gembira menjalani. Kesuksesan bukan hanya milik mereka yang bisa mengikuti pelajaran di sekolah favorit. Tetapi milik semua anak sepanjang orangtua tetap mendampingi dan mendukung mereka.#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H