Mohon tunggu...
Siti Amalia
Siti Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Air Mata

1 Juni 2016   15:13 Diperbarui: 1 Juni 2016   15:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Toko islami al-fitrah menjadi tempat yang menarik bagi mutya akhir-akhir ini. Mutya ialah panggilan kerabat-kerabat serta anak kampous.

Ada-ada saja yang hendak dibelinya disana. Tampak nya program hemat untuk modalnya saat wisuda nanti tidak berlaku. Baju gamis,kaset nasyid,buku bahkan dua hari yang lal, karena sudah tidak tahu apalagi yang ingin dibelinya,ia tanpa sengaja menawar baju kaus untuk ikhwaan.

“untuk apa bajunya, ukhti tya ?” Tanya ainun dengan senyumannya yang khas. “eee…eee “mutya lupa memeriksa baju itu,setelah ia memperhatikan sebentar ternyata baju kaus itu untuk ikhwan.

“ohh…ini baju untuk adik saya,”jawab mutya diplomatis,tapi tak ada niat untuk berdusta. Karena pernyataannya,mutya harus memberikan baju itu kepada salah seorang adiok kelasnya di kampus Karena ia tidak berbohong dan tidak berdusta. Tidak bohongkan ? bantah mutya pada diri sendiri kan memang untuk adik,walaupun itu adik kelas.

Di wisma raihan,mutya mengikuti program pengajian sekali seminggu dengan beberapa temannya,baik itudari wisma raihan sseendiri maupun dari wisma atau kos lain.

Peserta pengertian sebagian besar adalah mahasiswa. Akan tetapi,ada juga masyarakat umum,seperti pedagang,dan lain-lain. Dalam pengajian yang mutya ikuti hanya ada delapan mahasiswa. Pemateri pengajian itu addalah ustadz abu bakar.

Ustadz abu bakar adalah ustadz muda yang memiliki ilmu agama yang luar biasa, ia menguasai ilmu fikih,hafal; banyak hadits,bahkan hafal al-quran 30 juz. Wajah teduh,murah senyum penyabar,disiplin ,murah hati dan menyenangkan ,merupakan beberapa karakter utama ustadz muda ini. Ia adalah salah satu staf pengajar di pesantren Ar-Risalah di lubuk Minturun padang, tapi sekarang beliau melanjutkan studinya S3 di kairo Mesir jurusan B.Arab.

Malam ini malam jum’at ,sama seperti minggu-minggu biasanya mutyta mengikuti pengajian dengan ustadz abu bakar. Qodoyah merupakan bagian dalam pengajian yang ditunggu-tunggu mutya mala mini. Dalam sekuel ini,sang Indonesia,qodoyah dapat disamakan dengan curhat.

“ya ustadz,saya ada qodoyah,tapi ini pribadi “ ucap mutya

Dalam qodoyah,sudah biasa jika ada seorang anggota meminta untuk qodoyah pribadi,Karen mutya ingin qodoyah pribadi,peserta lain dipersilahkan untuk terlebih dahulu qodoyah. Setelah acara ditutup,mutya tetap tinggal dengan sang ustadz,sedangkan yang lain pulang.

Ustadz abu bakar tersenyum kepada mutya. Wajah ustadz itu tampak seperti biasa yang membuat anggota pengajian menjadi betah berbagi masalah denganya.

“begini ustadz “,kata mutya” beberapa bulan terakhir ini,saya berfikir,merenung,mendalami, tentang pernikahan. Dalam islam kita dilarang untuk bergaul secara berlebihan dengan lawan jenis yang tidak muhrimnya,dalam arti kata kita tidak boleh berpacaran. Islam hanya memperbolehkan kita berta’aruf.”

Ustadz abu bakar hanya mengangguk sambil tersenyum mendengar penuturan mutya.

“tapi kalau saya renungkan,dalam pernikahan dibutuhkan kematangan,baik itu kematangan pemikiran,perekonomian,kesehatan,mental,dan banyak perencanaan lainnya.sementara itu,ada seseorang yang belum memiliki kematangan,tetapi telah meiliki  keinginan yang kuat untuk menikah. Lalu,dimana letak kebenaran ayat” jika seorang wanita sudah siap untuk menjadi istri dan menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak hendaklah ia segera menikah dan menerima pinangan pemuda tersebut. Karena sesungguhnya rezeki telah dijamin oleh Allah.

Sekali lagi ustadz abu bakar tersenyum pada mutya,ia menarik nafasnya perlahan,lalu kembali tersenyum.

***

Desir angin berhembus membisikkan kata-kata tasbih. Dingin nya menusuk tulung yang membuathati menjadi ciut dan makin tunduk kepada illahi. Bagaimana mungkin manusia mampu durhaka kepada tuhannya jika melawan rasa dingin sahaja ia tak sanggup.

Makin malam,makin dingin tidak biasanya kota kairo sedingin ini. Mungkin ini angin kiriman dari benua lain yang sedang diterpa musim dingin hebat. Dinginnya berembus kelaut sumatera sehingga mengakibatkan daerah sekitar laut menjadi sangat dingin.

Anak-anak wisma raihan segera menutup pintu dan jendela kamara mereka karena tidak tahan pada cuaca dingin itu,mereka segera menutupi tubuh dengan selimut berlapis-lapis. Diantara mereka ada yang berbaring sambil menikmati secangkir teh hangat.

Aneh meman,sementara anak-anak lain bersembunyi dibalik selimut mereka dsidalam kamar yang tertutup rapat. Mutya malah duduk diruang tengah tanpa dibaluti seelimut dan tidak merasa kedinginan. Sambil termenung sendirian,mutya kembali mengingat kata ustadz bakar tadi “ jika seorang yakin doanya akan terkabulkan, Allah akan mengabulkannya.

Didalam hati mutya berbisik,oh duhai Allah yangmaha menguasaihati, yang maha merajai hati., engkau membolak-balikkan hati dengan semauanmu tanpa ada yang mampu menghalanginya. Engkaulah yang meniupkan rasa-rasa kedalam hati manusia sehingga membuat hati itu makin hidup. dinginnya malam terasa hangat karena rasa itu,pahitnya hidup terasa manis. Juga karena rasa itu,rasa itu kini bernama cinta. Membuat aku terbuai jauh ke angan-angan hingga ke surge firdaus,surganya para nabi dan rasul. Rasa cintalah yang membakar hatiku karena ingin taat kepada-Mu, cinta itu adalahrahmat dari-Mu. Berkahilah cintaku ini agar aku dapat bertemu dengan-Mu karena cinta dihati ini. Cinta dari-Mu kepadanya. Sang penghafal Al-Quran,cahaya dari-Mu yang akan menyinari hatiku dengan cintanya dari cinta-Mu yang agung.

Jika ada yang bertanya” apa intisari rangkaian cerita ini? Jawabannya adalah cinta. Sama seperti tujuan seluruh makhluk yang hadir dari muka bumi ini, yaitu untuk membuktikan cintra mereka kepada Allah yang maha bijaksana lagi maha perkara. Untuk membuktikan apakah banyak mereka dicintai dan mendapatkan cinta-Nya. Sesungguhnya intisari dari seluruh apa yang ada dipermukaan bumi ini adalah cinta. Manusia mau berpayah-payah di malam hari bertahajud hingga waktu sahur tiba adalah karena cinta. Berzikir hingga ribuan kali adalah karena cinta. Ibadah shalat itu sendiri intisarinya adalah cinta. Takkan rela kiranya sahabat Bilal mednerima penyiksaan tuannya jika bukan karena cinta. Takkan pernah kita rasanya mendengar sebuah kisah heroic dari seorang  sahabat yang bernama Mushab bin Umair jika bukan karena cinta. Para penyair sampai berlarut-larut dalam merangkai kata yang bernama cinta. Lalu,mengapa cinta senantiasa bertabur air mata ?

Ada yang berkata bahwa jika seorang mecintai sementara tak setetes air matapun menetes karena cinta, pastilah itu cinta palsu. Air mata karena perpisahan,karena bahagia,karena cemburu, dan mengalah semuanya Karen cinta. Lalu,apakah cinta tanpa air mata masih bias dipertahankan untuk hari-hari selanjutnya. Beragamk kisah telah dirangkai oleh para novelis tentang pedihnya di tinggal cinta , tapi mengapa dibelahan bumi lain ada saja orang yang pergi dengan selingkuhannya,sementara istrinya dirumah merintih kesakitan menanggung kesakitan mengandung anaknya, para pujangga tengah sibuk merangkai bait-bait cinta, sementara disebuah sungai yang kumuh ditemukan potongan tubu seorang wanita. Mengapa cinta di agung-agungkan, sementara di bagian bumi lain ada wanita yang diperjual belikan. Apa arti cinta ketika pertengkaran menghiasi rumah tangga yang berujung perceraian ? lalu apakah cinta itu ketika seorang suami lebih mencintai harta dan jabatannya ketimbang istinya senantiasa sabar menunggunya dirumah..

Apa yang salah ketika rumah tangga senantiasa dihiasi pertengkaran ? apanya yang salah ketika rasa hambar menghantuiv seisi rumah ? apanya yang salah ketika wanita jalanan lebih cantik ketimbang isterinya dirumah ? apanya yang salah jika wanita tak dihargai lagi ?

“ aku mencintai karena agam. Jika engkau meninggalkan agama, aku akan meninggalkanmu”. Ungkapan mutya pada alfi. Mutya yang tidak bias meneruskan  hubungannya pada alfi,karena iman dan ketaatan alfi pada sang Maha Cinta belum pantas untuk menjadi imam mutya kelak ia berumah tangga nanti. Kini mutya hanya ingin focus bersama dengan hafalannya dan berusaha untuk membahagiakan orang tuanya. Sungguh indah cinta yang didasari rasa cinta kepada Allah . sungguh harum cinta yang di landasi iman. Sungguh bahagia pasangan yang cinta mencintai karena agama. Tapi saying, waktu tak memberi kesempatan yang cukup bagi mutya untuk menikamati hari-hari cintanya. Walau tak memberinya kesempatan yang cukup untuk menikmati tertawa karena cinta, bersabar demi cinta, bertahan karena cinta, bahkan mengangis karena cinta.

Mutya hanya menangis karena cinta yang tak bias lagi ia gapai cintanya pada alfi yang takkan lagi sampai. Ia hanya tertawa demi harapan yang entah sampai kapan tiba waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun