Mohon tunggu...
Siti Aliyah Rhomadonah
Siti Aliyah Rhomadonah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am a student, majoring in Sharia Economics, Faculty of Economics and Manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model CIBEST sebagai Indeks Kemiskinan Islami di Indonesia

20 Maret 2023   11:45 Diperbarui: 20 Maret 2023   11:44 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu model CIBEST?

Alat ukur kemiskinan dan kesejahteraan yang dikembangkan dalam Islam, ialah model CIBEST (Center for Islamic Business and Economic Studies). Model tersebut dikembangkan oleh Dr. Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, M.Sc. dan telah dipresentasikan pada berbagai seminar/workshop. Model CIBEST tidak hanya menggunakan indikator pemenuhan kebutuhan materiil, tapi juga menggunakan indikator spiritual.

Model CIBEST terbagi ke dalam empat kuadran yang dapat dilihat pada gambar di atas. Keempat area tersebut, yaitu: 

  1. Area kesejahteraan (kuadran I), yaitu kelompok yang mampu memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya. 

  2. Area kemiskinan material (kuadran II), yaitu kelompok yang tidak mampu memenuhi kebutuhan material, tapi mampu dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.

  3. Area kemiskinan absolut (kuadran III), yaitu kelompok yang tidak mampu memenuhi kebutuhan material juga spiritualnya. 

  4. Area kemiskinan spiritual (kuadran IV), yaitu kelompok yang mampu memenuhi kebutuhan material, tapi tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.

Konsep kemiskinan menurut Dr. Irfan Syauqi Beik terdapat perbedaan dalam penghasilan dan pendapatan (ma'isyah) yang merupakan sunatullah fi al-hayah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Thaha ayat 118 dan 119. 

  

"Sungguh ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak kelaparan dan tidak akan telanjang. Dan sungguh di sana engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari."

Oleh sebab itu, dalam Islam kemiskinan tidak dapat sepenuhnya dihilangkan tetapi kemiskinan dapat diminimalisir dengan cara saling menolong, bersilaturahmi, dan bersinergi. 

Menurut Dr. Irfan Syauqi Beik, kemiskinan disebabkan oleh 4 faktor yaitu faktor individu, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor struktural. Faktor individu diakibatkan oleh individu yang merasa malas atau disebabkan kondisi tertentu. Faktor sosial diakibatkan oleh diskriminasi sosial. Faktor kultural disebabkan oleh pengaruh budaya buruk masyarakat. Sedangkan faktor struktural disebabkan oleh ketidakadilan sistem dan kebijakan ekonomi.

Unit analisis CIBEST untuk siapa saja?

Model CIBEST memiliki unit analisis yaitu rumah tangga atau keluarga. Hal tersebut karena dalam keluarga atau rumah tangga harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dalam konsep model CIBEST, rumah tangga atau keluarga dibagi ke dalam 6 sub kelompok, yaitu kepala rumah tangga/keluarga, orang dewasa yang bekerja, orang dewasa yang tidak bekerja (<18 tahun), remaja usia 14-18 tahun, anak-anak berusia 7-13 tahun, dan anak-anak berusia 6 tahun atau <6 tahun. 

Indeks CIBEST apa saja?

Model CIBEST terdiri atas 4 indeks yang akan menjadi dasar perhitungan selanjutnya. Indeks CIBEST meliputi indeks kesejahteraan, indeks kemiskinan materiil, indeks kemiskinan spiritual, dan indeks kemiskinan absolut.

Bagaimana dengan perhitungan model CIBEST?

Formula Indeks Kesejahteraan

W= w/N

W = indeks kesejahteraan; 0 W 1

w = jumlah keluarga sejahtera (kaya secara materiil dan spiritual)

N = jumlah populasi (jumlah keluarga yang diobservasi)

Nilai W berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati nol berarti semakin sedikit rumah tangga/keluarga yang sejahtera di suatu wilayah, begitu sebaliknya.

Formula Indeks Kemiskinan Materiil

Pm = Mp/N

Pm = indeks kemiskinan materiil; 0 Pm 1

Mp = jumlah keluarga yang miskin secara materiil namun kaya secara spiritual

N = jumlah populasi (total keluarga yang diamati)

Formula Indeks Kemiskinan Spiritual 

Ps= Sp/N

Ps = Indeks kemiskinan spiritual; 0 Ps 1

Sp = Jumlah keluarga yang miskin secara spiritual namun kaya secara materiil.

N = Jumlah populasi (total keluarga yang diamati)

Formula Indeks Kemiskinan Absolut

Pa = Ap/N

Pa = indeks kemiskinan absolut; 0 Pa 1

Ap = jumlah keluarga yang miskin secara spiritual dan miskin secara materiil

N = jumlah populasi (total keluarga yang diamati)

Selanjutnya, kondisi persamaan yang harus dipenuhi adalah:

W + Pm + Ps + Pa = 1

Referensi:

Beik, IS. Arsyianti, LD. 2017. Ekonomi Pembangunan Syariah. Indonesia: Malang.

Imtihanah, AN. Zulaikha, S. 2019. Distribusi Zakat Produktif Berbasis Model CIBEST. Indonesia: Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun