Teruntuk jiwa yang sejak dulu menolak rasa
menggenggam erat asa yang sejak dahulu kau cita citakan
tak jarang badai menggoyahkan pijakan
namun kau tetap berusaha berdiri kukuh, bersandar pada janji Tuhan
seakan benteng kokoh yang tinggi itu mengelilingimu
menjaga apa yang sejak lama kau yakini sebagai suci
berulang kali mungkin Rasa mengetuk pintu
namun kau pilih diam, menunggu waktu
menolak rasa mengendap terlalu lama
mencegah ambigu yang berujung penyesalan
menenun cita dan tetap percaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!