Diam adalah cara tanpa wicara, tinggal sajaknya mewakili pesan tak terbalas, menitipkannya pada setiap waktu di kal suka dan sunyi
Tiada niat menambah luka, pun tiada daya membalutnya, hanya untaian kata semoga tak merawat perihnya
Tiada manusia yang sempurna sekalipun mata dapat melihat benda dalam kegelapan tanpa cahaya, pikiran setajam pisau putih anti karatan, pengetahuan melampaui batas tapi isi hati manusia dan kedalamannya tak akan dapat diselami_
Jika diam adalah cara maka kata mengandung makna, izinkanlah diri kembali menyapa walau tiada bersalut kata
Biarlah Sang Kuasa yang mendengarnya
Begitulah kutuliskan, ngalur ngidul memang sajaknya tapi cukup melegakan. Diri ini memang belum piawai dalam menulis, hanya sedikit demi sedikit ku tirehkan semoga bermakna
Bukankah memang sudah seharusnya kita menjaga apa yang telah Allah beri? Tak membiarkannya kecelakaan rasa lebih dulu
Wahai wanita, dirimu begitu berharga
Alangkah disangkan jika rasamu dibiarkan begutu saja merajalela hingga hilang marwahmu sebagai seorang muslimah
Jaga sebaik-baiknya. Aku tau bahwa setiap kita pasti pernah merasakan suka bukan? Tapi Allah tak akan menilai seberapa besar rasa yang kita iliki. Melainkan bagaimana kita menjaganya, mengemasnya dalam bingkai taqwa hingga menjemoutnya dengan penuh lapis-lapis keberkhan
Coba kembali menelisik kisah sang ibunda.