Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyambut Kelahiran Baru

16 Januari 2024   21:17 Diperbarui: 16 Januari 2024   21:32 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menyambut Kelahiran Baru

Riuh keluarga dengan sambutan hangat lagi menegangkan menyambut kedatangan cucu pertama dan terindah. Hari Minggu kemarin kandungan ipar yang sudah berumur 9 Bulan dengan hari taksiran jatuh pada tanggal jumat, 19 januari 2024. 

Namun berdasarkan taksiran dari dokter, baik dari hasil USG dan hasil pemeriksanaadi puskesmas adalah jatuh pada hari jumat 19 Januari itu. Namun dokter adalah manusia yang berlajar darihasil pengalamana, penalaran dan analisis pengetahuan yang didapatkannya, begitupun dengan pengetahuan semua berasala darisang maha pencipta dan sumber dari segala sumnber pengetahuan yaitu kalamullah (al Qur'an) dan Al Hadist.

Minggu bertepatan sesuadah sholat magrib, telah diutuslah sang roh dari tiupan Allah swt. Kedalam perut sang ibu, dan dimulailah kontraksi sedikit demi sedikit. Sakitnya pas masih kontraksi biasa di magribnya hamper sama bagi orang yang sedang haid di hari pertama,. Walaupun ini bagi setiap individu berbeda-beda, ada yang sangat sakit dan adapula yang biasa-biasa saja. 

Proses kontraksi yang terjadi selama beberapa jam, padajam pertama sudah mengeluarkan darah sedikit dan meninggalkan bekas di celana, selanjutnya kontraksi Kembali berlanjut, sampai membuat seorang iu tidak bisa tertidur, itupun belum ada tanda-tanda lahir atau belum terbukanya tempat lahir bayi yang dikenal dengan "pembukaan" oleh tim dokter. 

Pada malam  senin, seorang ibus udah tidak bisa memejamkan ata atau tertidur dalam kondisi kontraksi yang bisa dilakukan hanya istigfar dan istighfar sembari yang sangat sakit adalah bagian punggung dimana anak kecil itu bersemayam di Rahim.

Jam menunjukkan 03.27 ada chat dari adik yang berada di Makassar mencari reseki, degan menyewa ruko di makassar dan kemudian menjual kios kelontong, menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga. Mengais reseki di perantauan dan kemudian memulangkan istri untuk melahirkan pada minggu lalu, karena sudah mendekati hari taksiran. 

Selanjutnya  si sang sumi Kembali di perantauannya. Mendengar kabar tersebut di jam 02 Subuh, kemudian bergegas menutup semua temapt jualannya serta ruko, walaupun sebelumnya tidak ada jam tidur selama hari itu. 

Pada jam 5 subuh semua sudah di tutup dengan rapat, selanjutnya membawa anggota yang juga sebenarnya keluarga ke rumah iparnya yang juga menjual barang kelontong di makassar dengan jarak rumah yang tidak terlalu jauh. Iya, Merantau di makassar bagi warga desa di dekat rumah adalah salah satu mata pencaharian dan alasan mencari nafkah di perantauan dengan menjual sembako atau warung kelontong di kota-kota besar, karena bisa meraup keuntungan yang lumayan besar.

Perjalanan dari arah kota makassar kea rah Bone utara, biasanya bisa itempuh dalam 4,5-6 jam dengan kendaraan mobil sedangkan motor bisa di tempuh sekitar 3-4,5 jam. 

Adik berangkat dari jam 05.30 subuh dan sampai jam 09.00. dimana kita ketahui perjalanan daerah makassar ke bone dilingkapi dan melewati pegunungan serta jalan yang terjal dan dengan kondisi jurang berada di samping serta berkelok-kelok karena sepanjang jalan adalah pegunungan serta bebatuan yang dipecah di gunung kemudian dijadikan jalanan dari jaman belanda dahulu yang melakukan ekspansi terhadap tenaga manusia untuk membuat jalan tersebut.

Selanjutnya sang adik ipar, dibawah ke puskesmas dengan menggunakan mobil ambulance desa karena jarak dari rumah dengan puskesmas lumayan dekat yaitu 2 Km, dan walaupun jalan aspal, namun masih dalam kondisi yang berlubang dimana-mana. 

Dengan instruksi dokter atau bidan dari puskesmas untuk segara membawa ke puskesmas, selanjutnya keluarga dan besan karena adik ipar tinggal dengan orang tuanya karena berasal dari anak terkahir bagi orang tuanya, sehingga subuh itu juga saya beserta keluarga kerumahnya, dan kemudian mengantarkannya ke puskesmas Bersama-sama.  

Orang tua dna oran gtuanya kemudian berlanjut menemani adik ipar, karena jam menunjukan pukul 7 dan saya segara pulang untuk mempersipakan segala sesuatnya dirumah dan juga membersihkan umah.

Dari perjalanan yang ada, selanjutnya langsung menuju di puskesmas, betapa bahagianya adik ipar, melihat snag suami akan menemani atas lahirnya sang buah hati yang sudah ditunggu-tunggu karena usia pernikahan yang sekitar 2 tahun 3 bulan, akan dikaruniai oleh sang buah hati yang akan senantiasa menyejukkan. Sleanjutnya adik membantu untuk meringankan rasa sakit adik ipar dengan memmeluk, meremahkan jari jemarinya, mengangkat serta memapahnya, karena rasa sakit saat melahirkan adalah 10 kali dari rasa sakit Ketika dicabutnya tulang-tulang. Betapa luar biasanya Tuhan dalam menciptakan manusia dan kejadian yang luar biasa. Wallahu A'lam.

Jam 10 sudah menunjukkan, dan ternyata baru pembukaan ketiga menurut dokter, artinya perkiraan melahirkan setelah duhur, keluarga mulai berdatangan mulai dari kaka dari adik ipar, saya beserta suami dan adik, serta tante, om, dan anaknya yang masih balita dengan kecomelannya. 

Rasa haru dan deg-degan Ketika melihat proses melahirkan, karena bagi kita yang belum pernah melewatinya mungkin akan merasa takut atau bahkan biasa saja, namun bagi mereka yang sudah melewatinya maka kejadian hal itu sudah biasa dan tidak terlalu menegangkan. Duhur telah dekat, kelahiranpun belum terjadi, selanjutnya dokter keluar dari ruangan karwna menurutnya proses kelahiran masih lama akan dimulai karena belum proses kelahiran dan belum pembukaan secara sempurna.

Kami pun bergantian ke masjid dekat daerah pasar, dan Adapun orang tua berjaga dan sholat diruang pasien yang disebelah tidak ada orangnya. Salah satu keuntungan besar, Ketika pasien partus atau melahirkan hanya satu orang sehingga kami bisa leluasa masuk keruangan dan berombongan mengingat keluarga kami dan keluarga adik ipar adalah keluarga besar. Jam menujukkan pukul 1.35 kondisi sudah mulai hujan, dan membasahi teras tempat menunggu diluar, kemudian kami semua masuk di ruangan tunggu dengan duduk di kursi, dan yang lainnya selonjoran. 

Selanjutnya hujan mulai turun dengan sangat deras, para laki-laki sudah mulai tidur di kursi dan tunggu. Kemudian dokter sudah mulai masuk Kembali diruangan tindak, dan yang menamaninya didalam hanya suami, dan orang tua saja dan itupun hanya dua orang saja, sehingga kami hanya bisa menunggu di luar saja.Hujan mulai berhenti dan digantikan dengan rintik-rintik hujan di genteng, dan suara tangisan bayi selanjutnya kami dengar dengan kerasnya, dan masyaAllah betapa cantik dan luar biasanya ciptaan Tuhan dan atas segala kehendaknya. 

Anak Cewek dengan berat 2,9 gram dan Panjang bayi 50 cm.  dokter selanjutnya membersihkan sang adik ipar yang telah melahirkan dan kemudian sang bayipun dibersihkan. Dan masyaallah bayi yang kemudian di iqamahkan oleh sang ayah menandangan panggilan tuhan untuk beribadah sebagaimana diciptakannya seorang manusia dengan tujuan untuk beridabah.

"wama Halaqtull Jinnah wal insan illa liya'budun" artinya tidaklah allah menciptakan jin dan manusia keculai utnuk beribadah kepada Allah swt.  Ini adalah falsafah dan anjuran dari agama, kenapa seorang bayi harus di iqamahkan bagi Wanita dan adzan dan iqamah bagi laki-laki. 

Yang menunjukkan dan memperkenalkan agama kepada anak bayi sebelum mereka mengenal suara-suara lainnya.

Setelah semuanya selesai, kami dipersilahkan masuk satu persatu menyambut kelahiran cucu, keponakana, adik speupu kami, dan masyaAllah Ketika giliran diri Ini, adalah ketakjuban yang lahir dari dalam diri, bertapa kuasanya Tuhan menciptaka manusia dan proses kelahirannya, bayi mungil, dan lincah serta sangat cantik ada di depan kita, yang selanjutnya mengubah semua dari rasa tegang menjadi rasa kebahagiaan yang tida tertara dari siapapun. 

Kini Kami sambut Hangat seorang putri kecil yang akan kami jaga dengan penuh kebahagiaan dan pencahayaan akan iman yang penuh kepada Allah swt. Agama akan kami kenalkan sebelum mengenalka kehidupan dunia yang fana ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun