Pada awalnya aku malu untuk memberikan no.ku padanya, tapi karena desakan juga dari orang tua, kan dia sepupumu, yah,... setidaknya jalin silahturahmi. Bukankah dalam suatu hadist yang setidaknya bahwa "Allah akan memanjangkan umur dan memberikan rezeki kepada orang-orang yang menjalin silahturahmi"..
YAH.. maka akupun memberanikan diri sms duluan, dengan isi sms itupun aku tanya dulu 0rang tuaku, karena aku takut nanti terjadi miskonsepsi diantaranya, dan baru kali ini juuga aku beranikan diri sms duluan kepada yang belum ada keperluan yang penting...
"assalamualaikum... kak, kulupa minta no.ta, jadi kuminta no.ta di yani. N ini no.ku. #by miftah" ungkapku lewat sms ke dia.
"ni No. HP kamu... ok.saya save.. n ini nomor reski yang satu lagi soalnya yang di sms nggak ada pulsa" ungkapnya
"oh ye kak.. hati" di jalan'.." begitu ungkapku
"iaa..... Makasih." Ungkapnya
Perbincangan hanya terhenti seperti itu. Dan  pada malam itupun aku kembali melakukan shalat hajat lagi karena perasaan di hati yang kurang tenang. Rasanya semuanya sudah bercampur aduk.. hanya doa yang bisa kupanjatkan agar engkau tetap selamat sampai tujuan. Dan "Oh Tuhan aku mohon jika memang dia maka jagalah kami berdua agar tetap suci dan kami tetap menjalin silahturahmi... "
Pada subuh pun sempat mau sms sama dia karena pasti udah sampai di bandara dan pesawatnya pun berangkat jam 8 WITA, tapi takut soalnya karena takut aja mengganggu. Oleh karena itu, aku pun melanjutkan aktivitasku shubuh itu, dilanjut sampai paginya..
Paginya, setelah semua pekerjaan telah usai. Ku beranjak untuk mandi dan setelah semuanya selesai ibu sempat berkata kepadaku menanyakan kabar dia, apakah sudah sampai atau belum, tapi malu aja untuk memulai walaupun dia seorang kakak sepupu tapi tetap aja karena memang sebelumnya belum kenal.
Jam menunjukkan pukul 09-13 WIB (JAKARTA) kalau disini menunjukkan 1 jam lebih cepat karena termasuk daerah WITA dia pun mengirimkan sms kepadaku
"Alhamdulillah udah tiba di rumah..."
"oh ye kak, salam buat keluarga di sana..." ungkapku
"salam juga sama keluarga di rumah.." balasnya.
Sehari itu ku lalui dengan penuh tanda tanya dihatiku, rasa menyesal tidk menjalin keakraban selama 5 hari dia berda di rumah nenek, dan seorang dia tidak tahu kapan akan pulang lagi.... tapi rasa penyesalan tiada artinya, maka aku harus memulai dari sini untuk memulai keakraban dengannya..
Selang 3 hari selanjutnya, tepatnya malam rabu jam 21.30 WIB ( 22.30 WITA), dia mengirim sms kepadaku entah dia atau omnya yg melakukannya,
"assalamualaikum.... aisyah, adanya punya pin bb gak" ungkapnya.
"maaf ganggu, maksudnya adenya (syahid) punya pin bb?" ungkapnya ke dua kalinya.
Dan pada jam 23. 15 ada nomor baru yang miskol di no.ku...
Tapi dari ke tiga hal tersebut tidak ada yang kurespon karena dalam keadaan terlelap dalam pembaringan.
Pada jam 02.35 entah apa yang membangunkanku sehingga aku pun terbangun dan langsung melihat hp. Yah. Melihat sms itupun aku langsung balas dengan ungkapan..
"waalaikum salam.... maaf kak baru balas, kalau aku belum punya pin bb, tapi kalau adek ada. Pagi baru saya kirimkan, soalnya orangnya udah tidur"..
Setelah hal itu aku pun langsung mengambil air wudhu dan shalat untuk mendapatkan petunjuk dari Allah terhadap perasaan ini, aku takut  kalau aku salah memahami ini.....
Paginya baru dia balas sms ku dengan  ungkapan.
"makasih yah yah syah..." ungkapnya
Mendengar hal itu rasanya aku sangat senang karena ia memanggilku dengan kata syah,,, itu artinya sudah ada keakraban diantara kami..
"maaf tadi pulsa ku abisss..." ungkapnya
"Hehe... udah aku biayain juga, soalnya masih ada sisa pulsaku karena masih libur juga dan tgl 18 baru masuk kuliah" balasku
"tanggal 18 baru masuk kuliah yah... ungkpanya
"ye kak, n itu palingan 3 hari aja baru libus semester lagi n masuk kuliah pertengahan bulan september... agak lama juga... oh ye kak, kapan kita berlayar lagi?" ungkapku
"agak panjang juga liburnya..... mau nambahin sertifikat keterampilan pelaut ama updating ijazah pelautnya" ungkapnya...
Pimbacaraan pun terhenti.. dan tidak berselang lama nomor yang miskol tadi malam, sekarang nelpon.
"halo.... assalamu alaikum.. dengan aisyah" ungkap orang itu
" ye, ini dengan aisyah, maaf ini dengan siapa?" ungkapku penasaran
" ini dengan om mu yang di lampung, HTI yang kasi nomorku kemarin malam" ungkapnya
" oh ye, om. " ungkapku..
Pembicaraan pun berlangsung selama 06 menit 32 detik. Pembicaraan pun seperti mengintrogasi aku dengan banyak pertanyaannya tentang aku mengenai umur, pendidikan, dan yang agak aneh aja soalnya dia seperti penebak-nebak juga sih orangnya karena tahu kalau aku itu pintar, pendiam dan sifat-sifat lainnya.. jadi sya pun hanya bilang ya, ya, dan ya,, soalnya orangnya juga agak cepat bicara dan masih tidak biasa ngobrol sama orang lampung jadi masih bicaranya agak dipikir dulu... dan juga menanyakan kabar bapak, nenek dan tante juga..
Ketika pembicaraan masih berlanjut adekku yang kecil malah menangis mau diambilkan sarum dan om ku pun mendengar hal itu dan bertanya. " itu adek kamu yang kecil yang menangis...?"
"ye, om... itu luthfi adik yang paling kecil baru berumur 3 tahun"... ungkapku..
" ya,, udah tahu juga, HTI yang kasi tahu, n fotonya juga ada di hpnya HTI, tapi kalau fotomu tidak ada jadi belum tahu kamu bagaimana", ungkapnya...
Adikk pun masih menangis dan akupun berusha untuk membawaku ke mama yang berda di samping rumah nenek dan disitu juga nayak keluarga yang ada. Jadi ketika masih berbicara sama om para keluarga bertanya-tanya siapa yang menelpon karena baru mungkin melihatku menelpon dengan orang yang mereka tidak ketahui... jadi suaranya agak ribut juga dan pembicaraan udah mulai agak tidak nyambung. Â Maka pembicaraan pun terhenti disitu dengan ungkpan dari om untuk lain kali nelponnya...
Pada siangnya aku langsung sms aja sama kakak sepupuku alias HTI, Â dengan menanyakan kepadanya siapa pemilik no. Ini +6285............,
"assalamu alaikum, kak tahu yang punya nomor ini nggak, soalnya tadi nelpon n bilangnya kamu yang kasi no.ku?" ungkapku.
Berlangsung 3 menit aja, dia langsung nelpon.
"kringg..... (bunyi telpon)....."
"haloo.. assaamu alaikum.." ungkapku
"oh itu no.nya om yang dilampung kemarin minta no.nya keluarga yang di kampung,.. yah jadi saya kasi no.mu" ungkapnya
"oh.. ye, soalnya tadi nelpon tapi saya kan tidak tahu, dan belum kenal jadi tadi malam pas waktu miskol tidak diangkat karena memang sudah tidur"
"ya,, saya memang bilang sama dia kalau kamu udah tidur, kan udah jam tidurnya" ungkapnya ..."tanya aja sama bapak karena dia masih keluarga juga dari bapak" ungkapnya
"oh ye kak, nanti ditanya bapak kalau udah datang", ungkapku
"ya, udah dulu yah soalnya ada mau di kerja" ungkanya
"ye, assalamualaikum" ungkapku
"waalaikum salam" ungkapnya
Pembicaraan selesai, dan kami pun melanjutkan aktifitas masing-masing.
1 hari setelah itu, tepatnya pukul 17. 41 dia kirim pesan kepadaku..
"udah di tanya bapak mengenai keluarga yang telpon kamu kemarin...?" ungkanya
"ya, udah. Tapi bapak kurang tahu karena saya tidak tanya namanya. Oh ya, itu kakanya bapak? N siapa namanya?" ungkapku
"oh... dg.parennu. nama om yang di lampung, dia masih kakak dari bapak juga." Ungkapnya
"oh ye, kalau begitu udah tahu karena pernah pulang sama bapaknya kakak waktu kakek meninggal. Perkiraannnya bapak sih dia, tapi aku bilangnya dia masih muda suaranya" ungkapku
"iaa.. dia masih muda punya anak 2 masih kecil. Ntar  lagi yah aisyah dilanjut ngobrolnya, karena mau pulang kejakarta bawa motor, abis silahturahmi di rumah keluarga di lampung" ungkapnya
Aku hanya bisa berdoa keselamatannya karena malu juga harus bilang hati-hati sama dia.. maka hanya doalah yang bisa ku panjatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H