Mohon tunggu...
Siti Afifiyah
Siti Afifiyah Mohon Tunggu... Journalist -

Look deep into nature and then you will understand everything better https://www.tagar.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jalan Berbeda Tiga Putri Bung Karno

10 Januari 2019   22:46 Diperbarui: 10 Januari 2019   22:56 2662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga putri Bung Karno: Megawati, Rachmawati, Sukmawati. (Foto: Istimewa)

Hari itu Jumat 21 Desember 2018. Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY usai melakukan pertemuan tertutup dengan Prabowo Subianto selama dua jam di rumahnya di kawasan Mega Kuningan, menyatakan akan lebih intensif melakukan kampanye memenangkan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. 

SBY dalam kesempatan itu mengklaim tidak pernah mengganggu dan minta pihaknya dan partai koalisinya tidak diganggu. 

Ia tidak menjelaskan siapa yang ia maksud telah mengganggu atau berpotensi mengganggunya.

Di situ ada Rachmawati putri Bung Karno, adik Megawati. Ia duduk di kursi roda dengan wajah mendongak. Ia Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi Partai Gerindra yang Ketua Umum-nya adalah Prabowo Subianto.

Bagi yang sudah membaca sejarah, mungkin pemandangan itu adalah hal biasa. Tapi, bagi yang belum tahu mungkin bertanya-tanya kenapa adik Megawati ada di gerbong Prabowo-Sandi, bukan Jokowi-Ma'ruf yang diusung PDI Perjuangan yang Ketua Umum-nya adalah Megawati Soekarnoputri.

Berbeda dengan semua anak Pak Harto yang kompak di Partai Berkarya, tidak demikian halnya dengan anak-anak Bung Karno. 

Terutama tiga putri Bung Karno: Megawati, Rachmawati dan Sukmawati, sejak awal memang menempuh jalan berbeda dalam berpolitik. 

Rachmawati pada sebuah kesempatan mengatakan Megawati telah mengkhianati kesepakatan keluarga saat Megawati masuk PDI. Menurut ceritanya, keluarga bersepakat menjauhi politik begitu Orde Baru melebur PNI bentukan Bung Karno dan beberapa partai politik menjadi PDI.

Anehnya di kemudian hari Rachmawati pun masuk gelanggang politik. Sebelum di Gerindra, ia sempat di Nasional Demokrat. Ia keluar dari Nasdem karena kecewa Nasdem mendukung Jokowi-Kalla dalam Pilpres 2014. Partai pengusung utama Jokowi-Kalla adalah PDI Perjuangan yang dipimpin kakaknya sendiri.

Lebih ke belakang lagi, Rachmawati sempat membentuk Partai Pelopor namun tampaknya tidak berkembang. Tidak laku dijual, kasarnya.

Rachmawati tidak menyembunyikan perseteruannya dengan Megawati. Ia sering melancarkan kritik pedas, serangan frontal pada kakaknya itu, termasuk ketika kakaknya itu menjadi Presiden. Ia menyebut Megawati hanya memanfaatkan nama besar Soekarno, namun ajaran Soekarno yang diteruskannya tidak murni lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun