Di saat keresahan melanda, tiba-tiba dua orang polisi menghampiri. Jon kaget, dia menoleh kanan-kiri. Namun, tak ada Ima lagi. Ke mana kekasihnya itu?
"Selamat siang, Mas. Tadi kami memperhatikan mas sedang bersama seorang wanita. Dia adalah buronan sejak sebulan lalu." Pak Polisi berkulit gelap berbicara tegas.
"Apa! Buronan! Maksudnya apa?" Wajah pria itu memucat.
"Iya, Mas. Dia adalah pencopet handal yang sering berulah di mana-mana. Kami rasa mas ada kaitannya dengan masalah ini. Maka ikut kami ke kantor sekarang!" Kedua polisi itu menarik paksa Jon.
"Tapi, Pak, saya benar-benar gak tau apa-apa tentang dia. Saya tidak tahu kalau dia itu--"
"Jelaskan semua nanti di kantor!" sela polisi itu dengan cepat.
"Hei, bunganya bayar dulu!" teriak penjual bunga, dia berkacak pinggang. Ketiganya menoleh.
"Minta bayar sana sama wanita sialan itu!" teriak Jon membalas. Kedua polisi itu memasukkannya ke mobil tahanan, lalu melaju cepat. Apa-apaan ini! Semua impian Jon hilang dalam sekejap. Apa yang akan dijelaskan pada emak? Makan apa mereka nanti? Jon menyeka kedua sudut mata. Semua salahnya, tak hati-hati. Dia tergoda wajah cantik si Ima yang ternyata wanita singa.
Selesai.