Pada tahap ini, guru harus mempertimbangkan konteks yang relevan atau menarik bagi siswa mereka. Mereka juga harus memberikan tugas yang menantang. Guru harus membedakan masalah dari latihan. Latihan membantu siswa memahami dan menguasai keterampilan yang telah mereka pelajari. Masalah melibatkan situasi yang membutuhkan pemikiran kritis dan pengambilan keputusan, dan siswa harus menyelesaikannya.
3. Menentukan Kompleksitas Level Kognitif
Guru menetapkan konteks dan kompleksitas kognitif yang diinginkan. Aktivitas pembelajaran dapat ditujukan untuk satu level kognitif saja atau bahkan lebih dari satu.
4. Merancang Proses Pembelajaran
Pada tahap ini, guru menggunakan tiga tahap pemecahan masalah: (1) Merumuskan, (2) Mengerjakan, dan (3) Menafsirkan dan Mengevaluasi (OECD, 2021). Sebelum itu, guru memikirkan kegiatan pembuka atau pendahuluan yang akan menarik perhatian dan menarik minat siswa untuk belajar. Kegiatan ini akan menyajikan masalah yang relevan dengan subjek dalam konteks yang sudah disiapkan di langkah sebelumnya. Masalah yang digunakan harus dapat digunakan oleh semua siswa dengan kemampuan yang beragam, tetapi mungkin agak sulit bagi siswa dengan kemampuan yang tinggi.
5. Merancang Kegiatan Penutup
Setelah guru membuat aktivitas pembelajaran inti yang mencakup ketiga tahapan pemecahan masalah matematika, guru kemudian membuat kegiatan penutup yang memungkinkan siswa berbicara satu sama lain tentang hasil pemecahan masalah mereka. Sebelum kelas berakhir, guru juga dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa baik siswa mencapai tujuan pembelajaran.Setelah itu, protokol untuk aktivitas pembelajaran numerasi dapat divalidasi dan diuji pada peserta didik. Hasil ujicoba kemudian akan digunakan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H