Mohon tunggu...
Siti Rohmah
Siti Rohmah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Derai Hujan Tak Lerai dan Bukan Sekadar Nama.

Menulislah karena dirimu bukan karena orang atau hal lainnya. Maka, kamu akan menemukan hal-hal yang menakjubkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jin yang Bersemayam dalam Jiwa

30 Juli 2020   01:15 Diperbarui: 30 Juli 2020   01:09 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mah, lebih baik kamu pergi aja deh.....nggak enak dilihatin anak-anak soalnya." Perintah Nita seraya melangkahkan kakinya meninggalkanku.

Aku tidak tahu kenapa Ratna Semarah itu, dan kenapa  sikap  Nita dan Wenda secuek itu. kejadian di kantin membuatku ngerih, aku memutuskan untuk pergi ke perpus saja. Kebetulan buku  koleksi baru sedang datang. Namun, tak sesuai harapan sebelum aku masuk ke perpus aku melihat Nita, Ratna, dan Wenda Sedang berbincang. Nyaliku mendadak ciut, aku beranjank pergi namun terhenti ketika mendengar namaku disebut-sebut.

"Kamu hati-hati saja sama si Irmah, beberapa waktu lalu pacarku juga berpaling ke dia, pacarnya si Wenda juga. Kita uda curiga kalo dia tuh pake susuk atau pelet mangkanya semua orang suka sama dia. Jadi aku dan Wenda datang ke dukun buat cari tahu kebenarannya" Ujar Nita menjelaskan.

"Terus dukunnya bilang apa?" Ratna antusias menanggapi cerita Nita.

"Dukunnya bilang, kalo Irmah itu bersih dari susuk, cuman Irmah punya empat tempelan. Tiga baik, satunya jahat. Katanya sih, jin itu uda bersemayam sejak Irmah lahir jadi susah misahinnya. Besoknya lagi pas kita mau nanya ke dukun itu, dukunnya cerita kalo semalam dia diganggu sama Jinnya Irmah, semua ayamnya juga pada mati. 

Terus dukunnya bilang kalo dia nggak mau lagi berurusan sama si Irmah. Aku dan Wenda mikir, dukun aja kapok, apalagi kita....jadinya kita nyari aman aja, aku juga uda bilang ke anak-anak yang lain supaya cari aman"

"berarti aku harus ikhlasin gebetan aku dunk?"

"iya Ratna....ikhlasin aja,  daripada kamu mati kayak ayamnya dukun itu" timpah Wenda meyakinkan Ratna.

Suaraku serak, kakiku menjadi lemas. Aku diam dalam beberapa detik kemudian berlari.  Sejak aku medengar percakapan Nita dan Ratna aku faham, mengapa Wenda dan Nita menjauh dariku. Mengapa beberapa orang sinis menatapku.

Aku memutuskan kembali ke  kampung halaman, dan bertanya masalah Jin kepada nenek ku. Nenek mengajak ku menemui sesepuh desa, banyak hal yang dijelaskan, asal muasal Jin-jin itu.

Aku akhirnya tahu, ada jin yang bersemayam dalam jiwaku. Setiap mimpiku dikejar jin atau hantu adalah wujud dari penampakan jin yang ada dalam diriku. Tapi tidak benar jika Jin itu membuat orang menyukaiku, sebab tugas Jin yang bersemayam dalam jiwa seseorang hanya melindungi. Satu hal lagi, Jin tidak bisa menyakiti jadi jika ada ayam yang mati dibantai oleh Jin, itu bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun