Aku selalu ketakutan dalam mimpiku, bahkan ketika kau tengah terbangun, untung saja  ada Nita yang selalu menemaniku saat aku terbangun karena mimpi-mimpi itu.
Dua tahun kemudian, ada yang berbeda dari Nita dan Wenda. Mereka menjauh dariku. Nita pindah kamar dengan alasan ingin kamar lebih luas. Wenda selalu membentak dan mencari kesalahanku. Bahkan yang paling menyakitkan Wenda merayakan ulang tahunnya tanpa memberi tahuku, padahal jauh-jauh hari aku sudah mengjak merayakan bersama.
Entah ada maasalah apa sebenarnya. Aku juga tidak bisa berbuat apapun, sudah satu bulan ini mereka berdua tidak mau berbicara denganku.Â
Berangkat kuliah pun mereka duluan, di kelas mereka seperti orang yang tidak mengenalku. Ingin rasanya  aku bertanya langsung, tapi aku tidak tahu caranya.
Setiapkali aku mendekat mereka menjauh, aku menyapa mereka tak mau mendengar. Â Aku benar-benar sendirian sekarang.
Ternyata tak hanya kedua sahabatku yang berubah, beberapa orang temanku juga berubah. Mereka seperti menatap sinis namun penuh ketakutan padaku. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi?
Suatu hari aku makan di kantin, biasanya aku makan bersama Nita dan Wenda namun kali ini aku makan sendiri. Entah ada dimana kedua sahabatku, aku sudah seminggu tidak bertemu mereka berdua.
"Irmah.....ikut gue sekarang." Bentak Ratna, salah seorang teman kelasku.
"Kenapa Naa?" aku bingung, kenapa tiba-tiba Ratna menemuiku dan langsung berkata keras.
BIYUUUURRRRRR.....Suara segelas air yang diguyurkan ke mukaku. Tak lama Nita dan Wenda datang menghampiri aku dan Ratna.
"Diiihhhhhhhhh, ada masalah apa sih Na sampek  kamu guyur si Irmah," Ujar Wenda dengan sinisnya.