Mohon tunggu...
Siti Koisah
Siti Koisah Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Ciledug-Cirebon

Mengajar di SMPN 1 Ciledug Kab.Cirebon, sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9.Senang dan bersemangat menjadi sahabat untuk saling sharing praktik baik dan sharing pengalaman dengan rekan-rekan satu profesi baik dalam satu Instansi maupun berbeda Instansi.Menjadi Wakli Kepala sekolah bidang HUMAS adalah satu tantangan yang memacu saya terus belajar dan belajar bagaimana memahami orang lain dan keadaan lingkungan di mana saya bekerja dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   01:25 Diperbarui: 16 Februari 2024   01:27 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kaitannya antara pratap Triloka pada filososfi Ki Hajar Dewantara dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dengan semboyan yang tak asing lagi  yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan)” bahwasannya jika seorang pemimpin berpegang teguh pada pratap ini maka ia akan mejadi contoh/teladan bagi anggotanya dalam pengambilan keputusan dengan menunjukkan sikap seperti memiliki integritas dan etika yang tinggi, mampu membuat keputusan yang adil dan transparan, menjadi pendengar yang baik dan terbuka terhadap masukan yang diberikan serta berani mengambil resiko dan mempertanggungjawabkannya.

Sedangkan pada “Ing Madya Mangun Karso (di tengah memberi motivasi)”, memiliki makna bahwa jika seorang pemimpin berpegang pada semboyan ini maka ia akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan positif serta mendorong anggotanya untuk mampu berkolaborasi dalam pengambilan keputusan karena ia mampu untuk menciptakan suasana yang aman dan mendukung, memberikan kesempatan pada anggotannya untuk memberikan pendapat/idenya serta memberikan apresiasi atas kontribusi dan prestasi yang ditunjukkan oleh anggotanya.

Pratap triloka yang terakhir yaitu  “Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan)” bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu berada pada posisi ini agar mampu memberikan dukungan dan dorongan bagi anggotanya untuk mencapai tujuan mereka, tidak memaksakan kehendak tetapi membantu anggotanya agar mampu menemukan potensi dirinya.Cerminan prilaku seorang pemimpin yang dapat ditunjukkan dengan memberikan kepercayaan kepada anggotanya dalam penyelesaian tugas-tugasnya, memberikan bantuan dan bimbingan bila diperlukan, memberikan kesempatan pada anggotanya untuk belajar dari kesalahan dan membuat anggota merasa dihargai dan diakui.

Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita berpengaruh besar terhadap prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang kita ambil.Nilai-nilai kebajikan yang tertanam pada diri kita masing-masing seperti kejujuran, keadilan dan kebaikan hati akan berfungsi sebagai standar etis yang kita pegang.Sehingga ketika mengambil keputusan akan tetaqap berpinsip pada nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid.

Salah satu keterampilan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu mampu melakukan dialog/percakapan yang nyaman, aman sehingga mampu membantu/mendorong  anggotanya untuk menemukan ide/solusi dari permasalahannya yaitu dengan menggunakan pendekatan coaching.Kemampuan coaching ini sangat membantu seorang pemimpin untuk menyelesaikan kasus-kasus yang melibatkan perorangan baik guru/warga sekolah ataupun dengan murid.Karena dengan pendekatan coaching akan ada kesetaraan posisi (tidak ada yang merasa lebih tinggi) sehingga bila ada slaah satu anggota yng sedang bermasalah mau terbuka dengan permasalahnnya karena merasa saling percaya ketika dalam percakapannya.

Seorang guru harus memiliki kompetensi sosial emosional yang stabil dan positif karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh pada pemikiran yang akan tertuang pada prilaku seorang guru ketika mengambil satu keputusan dalam kasus /permasalahan yang sedang dihadapinya.

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kompetensi sosial seperti mampu membangun hubungan yang positif, berkomunikasi dengan efektif, bekerjasama sehingga ketika menghadapi suatu kasus/permasalahan mampu menyelesaikannya dengan baik tanpa merugikan pihak lain serta mampu meminimalkan munculnya permasalahan-permasalahan.Tak kalah pentingnya juga untuk memiliki kompetensi  pada aspek emosional seperti memiliki kesadaran diri, mampu mengelola emosi, memiliki rasa empati dan peduli,  karena hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan agar tetap pada prinsip nilai-nilai kebajikan.

Agar kasus-kasus yang memuat dilema etika/moral tetap memiliki nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik yaitu dengan cara melakukan refleksi dan diskusi antar anggota yang terlibat dengan studi kasus dengan memunculkna pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa nilai-nilai yang mendasari keputusan karakter dalam studi kasus ini?", "Bagaimana nilai-nilai tersebut selaras atau bertentangan dengan nilai-nilai saya sendiri?", dan "Bagaimana saya dapat menerapkan nilai-nilai saya dalam situasi serupa?", pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu para anggota untuk menghubungkan studi kasus dengan pengalaman dan keyakinan mereka sendiri.Berikutnya mengaitkan dengan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang dan integritas juga dapat seorang pendidik untuk melihat bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan budaya.

Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan berdampak terciptanya lingkungan yang positif, kondusi, aman dan nyaman dan hal tersebut akan menumbuhkembangkan aura positif seperti mampu meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat, meminimalkan konflik dan ketidakpuasan, meningkatkan rasa aman dan nyaman, meningkatkan motivasi dan produktivitas juga memperkuat reputasi dan kepercayaan.

Beberapa tantangan untuk dapat menjalankan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika yaitu keterbatasan informasi (seringkali tidak lengkap atau akurat), keberpihakan dan loyalitas (Tekanan dari berbagai pihak seperti keluarga, kolega, atau teman), ketidak jelasan nilai-nilai (di era milenial ini nilai-nilai moral dan etika semakin kompleks dan beragam), ketakutan dan konsekuensi dan perubahan paradigma (media sosial, teknologi baru).

Beberapa pengaruh keputusan yang kita ambil dengan pembelajaran yang memerdekakan murid-murid yaitu seperti menciptakan lingkungan belajar yang positif (memutuskan untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dan pengelolaan kelas yang efektif akan berdampak pada murid agar bisa belajar dengan optimal dan merasa dihargai), meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid (murid merasa memiliki pilihan dalam belajar sehingga akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran), pengembangan potensi dan kemandirian murid (pembelajaran yang memerdekaan murid/merdeka belajar sebagai salah satu cara untuk memberikan kesempatan pada murid mengembangkan potensi dan kemandiriannya dan  membangun kepercayaan diri dan rasa memiliki (akan menumbuhkan rasa cinta pada belajar dan mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun