Zizah hanya tersenyum, mengangguk pelan. Baginya, kata maaf dari Fero adalah cukup, menjadi penawar luka yang telah ia pendam selama ini.
Hari itu menjadi titik balik bagi Fero. Ia menyadari bahwa istrinya bukanlah wanita sempurna yang bisa memenuhi segala keinginannya, namun ia tetap mencintai Zizah lebih dari segalanya. Dia mulai belajar untuk bersabar, melihat setiap usaha kecil Zizah sebagai bentuk cinta yang selama ini ia abaikan.
Sejak saat itu, Fero memutuskan untuk tidak lagi bekerja jauh dari keluarga. Meskipun penghasilannya tidak sebesar sebelumnya, ia yakin ini adalah langkah terbaik untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.
Malam-malam mereka kini diisi dengan doa bersama, saling mendukung dan menguatkan. Dalam doa-doanya, Zizah tak lagi memohon agar suaminya mengerti. Kini ia berdoa untuk rumah tangga yang penuh cinta dan kesabaran, di mana mereka berdua bisa saling melengkapi dalam segala kekurangan.
Pesan MoralÂ
Istrimu adalah wanita rapuh yang membutuhkan bimbingan dan kesabaranmu. Cintailah dia dalam ketidaksempurnaannya, sebab dalam setiap kekurangan, tersimpan usaha tulus untuk menjadi yang terbaik bagimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H